Studi Ungkap Kontroversi Elon Musk Rugikan Penjualan Tesla Hingga Jutaan Dolar

Nusantaratv.com - 29 Oktober 2025

Elon Musk mendengarkan Presiden AS Donald Trump berbicara di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, 11 Februari 2025. (Foto: Dok/Kevin Lamarque/Reuters)
Elon Musk mendengarkan Presiden AS Donald Trump berbicara di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, DC, 11 Februari 2025. (Foto: Dok/Kevin Lamarque/Reuters)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Setelah lama mendominasi pasar kendaraan listrik, Tesla kini menghadapi masa sulit. 

Pertumbuhan penjualan perusahaan mulai melambat, dan sebuah studi baru menyebut penyebabnya bukan semata persaingan dari produsen lain, melainkan sosok CEO-nya sendiri, Elon Musk.

Mengutip ArenaEV, Rabu (29/10/2025), penelitian dari Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) bertajuk "Efek Partisan Musk terhadap Penjualan Tesla" mengungkap tindakan dan pernyataan publik Musk yang kian politis membuat Tesla kehilangan lebih dari satu juta penjualan kendaraan di Amerika Serikat. 

Para peneliti memperkirakan tanpa "efek Musk" tersebut, penjualan Tesla antara Oktober 2022 hingga April 2025 bisa meningkat 67% hingga 83%.

Tim peneliti dari Yale dan NBER menganalisis data registrasi kendaraan baru di seluruh AS, mencakup mobil listrik dan hybrid yang dijual sejak Maret 2020 hingga April 2025. 

Mereka menemukan pola menarik ketika membandingkan wilayah dengan kecenderungan politik berbeda, sebelum akhir 2022, daerah berhaluan Demokrat menunjukkan peningkatan signifikan terhadap Tesla, namun tren itu berubah drastis setelah Musk membeli Twitter pada Oktober 2022.

Setelah akuisisi itu, aktivitas politik Musk meningkat dan penjualan Tesla di wilayah liberal menurun tajam. Laporan tersebut menyebut tindakan Musk telah "membuat marah basis pelanggan paling loyal Tesla". 

Menurut proyeksi, penjualan Tesla pada kuartal pertama 2025 seharusnya 150% lebih tinggi jika faktor ini tidak terjadi. Menariknya, para pembeli yang meninggalkan Tesla tidak berhenti menggunakan mobil listrik. 

Mereka beralih ke merek lain seperti Ford, General Motors, Rivian, Hyundai, dan Kia. Studi itu bahkan menemukan adanya "substitusi hampir satu banding satu", di mana setiap pelanggan Tesla yang hilang berpindah ke pesaing. 

Akibatnya, penjualan kendaraan listrik lain meningkat sekitar 17% hingga 22%. Namun, kehilangan pelanggan dari kubu Demokrat ternyata tidak diimbangi dengan masuknya pembeli baru dari kalangan Republik. 

Data survei menunjukkan perubahan citra publik Musk "menurunkan dukungan dari pemilih liberal tanpa menambah dukungan konservatif". 

Faktor geografis turut berperan, karena jaringan penjualan Tesla lebih lemah di daerah pedesaan yang cenderung konservatif.

Kendaati studi ini berfokus pada pasar AS, dampaknya terasa secara global. Di Eropa, Tesla juga menghadapi kompetisi ketat dari produsen kendaraan listrik baru. 

Peneliti menilai kasus ini menjadi contoh nyata bagaimana citra seorang CEO dapat memengaruhi kinerja finansial perusahaan, dan dalam kasus Tesla, efeknya mencapai kerugian lebih dari satu juta pelanggan.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close