Nusantaratv.com-Guru Besar IPB Departemen Agronomi dan Holtikultura Prof Edi Santosa sangat terkejut dengan temuan kutu dalam beras kategori premium. Ia pun meminta Pemerintah untuk menindak tegas perusahaan yang memproduksi dan menjual beras premium tersebut.
Hal itu disampaikan Prof Edi Santosa usai melihat secara langsung sampel beras kategori premium yang ditunjukkan oleh tim program Abraham Nusantara TV. Beras tersebut masih terbungkus rapi dalam kemasan. Namun dari bagian plastik kemasan yang transparan terlihat jelas ada beberapa ekor kutu dalam beras tersebut.
"Ini tentu harus diambil tindakan yang tegas. Ini harus menjadi perhatian pemerintah. Beras setelah di packaging itu tentu ada masa kadaluarsanya. Dan kadaluarsa itu kan harusnya tidak teoritis, tapi harus kita cek. Begitu sudah ada kutunya, tentu kita harus tarik," kata Prof Edi Santosa.
"Ini sangat mengejutkan," imbuhnya.
Selanjutnya Prof Edi bersama tim program Abraham Nusantara TV memeriksa masa kadaluarsa (expire) beras premium berkutu tersebut. Ternyata masa kadaluarsanya tanggal 28 Februari 2026.
Baca juga: Uji Langsung! Kadar Air Beras Oplosan Lebih, Guru Besar IPB: Kalau Lebih, Kualitasnya Gak Bagus
Prof Edi menjelaskan penyebab beras premium tersebut berkutu. Dikatakan ada dua jenis hama beras yaitu hama bubuk dan hama situpilus.
"Kalau ini hamanya hama bubuk. Ini sebetulnya sudah ada ketika beras itu dihasilkan. Jadi kalau prosesnya tidak bagus itu telur-telurnya akan menetas," terangnya.
Sebelumnya Prof Edi Santosa juga telah menguji secara ilmiah dua sampel beras yang diduga oplosan dan tak sesuai mutu yang dibawa tim program Abraham Nusantara TV. Pengujian dilakukan langsung di Laboratorium Pasca Panen dan Biomassa IPB, Bogor.
Saksiksan selengkapnya hasil pengujian beras oplosan dan premium yang dilakukan Guru Besar IPB Departemen Agronomi dan Holtikultura Prof Edi Santosa pada program Abraham Nusantara TV, dalam video di bawah ini.
Program Abraham tayang setiap hari Senin pukul 20.00 WIB hanya di Nusantara TV.