Nusantaratv.com-Kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump kepada Indonesia ternyata justru jadi senjata makan tuan. Khususnya di industri peternakan.
Wakil Ketua Umum Bidang Peternakan Kadin Indonesia Cecep Muhammad Wahyudin mengatakan untuk industri peternakan tarif resiprokal yang diberlakukan Donald Trump justru merugikan Amerika Serikat sendiri.
"Karena banyak produk-produk Amerika yang justru membanjiri Indonesia, terutama untuk obat-obatan, vaksin, asal Amerika banyak digunakan di Indonesia. Jadi kalau misalkan sampai perang tarif yang rugi itu adalah Amerika sendiri. Termasuk produk-produk hasil ternak juga banyak dari Amerika, seperti daging dan lain-lain. Kemudian bahan baku untuk pakan juga salah satunya dari Amerika, seperti tadi soyabean meal, kalau jagung sih kita sudah sendiri, sudah swasembada, jadi artinya kita sudah tidak tergantung lagi," kata Cecep Muhammad Wahyudin saat menjadi narasumber dalam forum diskusi ekonomi NTV Insight 2025 membahas tarif Trump yang digelar Nusantara TV di Nusantara Ballroom NT Tower, Jakarta, Rabu (30/4/2025).
Cecep mengungkapkan saat ini produk-produk hasil ternak untuk ekspor itu bisa dibilang belum ada apalagi ke Amerika.
Dengan demikian, industri peternakan tidak terlalu terpengaruh. Bahkan sebenarnya kalau melihat secara global dengan adanya perang tarif antar negara, sedikit banyak harusnya menguntungkan Indonesia.
"Karena nanti stock global meningkat yang kaitan dengan bahan baku ternak, kita bisa impor yang murah," ujarnya.
Cecep menyebut saat ini Indonesia belum swasembada di peternakan. Alhasil industri peternakan belum banyak terpengaruh. Namun Cecep belum mengetahui dampak apa yang akan terjadi setelah 90 hari jika pada akhirnya AS memberlakukan tarif resiprokal 32% kepada Indonesia.
Cecep menjelaskan kebutuhan peternakan dalam negeri masih mengandalkan impor sebesar 40%. Sementara dari sisi marketnya atau hasil produksinya, konsumsi Indonesia itu masih dibawah negara-negara lain, bahkan negara tetangga seperti telur, ayam, daging.
"Jadi peluang untuk pengembangan industri peternakan di Indonesia itu masih sangat tinggi," ujarnya.
Acara NTV Insight 2025 yang digelar Nusantara TV disponsori oleh Oxytane (PT Oxytane Mitra Indonesia) dan Pegadaian).