Nusantaratv.com-Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan atau IPK Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan tidak boleh ada yang seenak-enaknya mengkonversi yang seharusnya tetap hijau dan terbuka untuk menjadi bangunan apalagi menjadi kawasan industri dan hunian lainnya.
Pasalnya alih fungsi lahan yang sembarangan dapat mengakibatkan kerusakan lingkungan dan banjir besar seperti yang terjadi di Jabodetabek khususnya di Kota Bekasi beberapa waktu lalu.
Hal itu disampaikan AHY saat hadir dalam Konsultasi Regional Kementerian PU di Jakarta, Jumat (9/5/2025).
"Banjir besar terjadi di Jabodetabek khususnya di kota Bekasi beberapa saat yang lalu. Ini juga datang dari hulu, dari mana-mana. Ini harus dibereskan. Bukan hanya membangun tanggul-tanggul, tetapi bagaimana kita pastikan wilayah hulu juga tidak sembarangan. Tata ruangnya harus benar. Tidak boleh ada yang seenak-enaknya. mengkonversi yang seharusnya tetap hijau dan terbuka untuk menjadi bangunan apalagi menjadi kawasan industri dan hunian lainnya," kata AHY seperti diberitakan Nusantara TV.
"Termasuk upaya-upaya untuk normalisasi sungai juga kita lakukan. Memberikan suplai air ke Jakarta, Bendungan, Jati Luhur, Karian harus harus operasional segera dan bisa membantu menekan mengurangi penurunan permukaan tanah dan yang lain-lain," imbuhnya.
Baca juga: FGD Pengelolaan Sampah Jadi Energi Listrik, Menko AHY: Solusi Penanganan Sampah Harus Komprehensif
Yang tak kalah pentingnya, kata AHY, adalah pengelolaan sampah.
Ia mengatakan pengelolaan sampah menjadi urusan semua pihak. Menurutnya, banyak peran Kementerian Pekerjaan Umum dalam persoalan pengelolaan sampah karena banyak peran infrastruktur.
"Tidak ada yang namanya One formula fixs all. Enggak ada. Jadi, kita sesuaikan kota-kota besar metropolitan dengan jumlah penduduk dan produksi sampah yang besar tadi. Harus ditangani dengan teknologi, dengan infrastruktur yang memadai. Kita datang ke Benowo waktu itu, itu sistemnya gasifikasi. Tetapi ke depan kita kembangkan insinerator yang benar-benar bisa lebih efektif, jauh lebih efektif lagi untuk menangani sampah secara nasional," tuturnya.
Di samping itu, sebagai bonus tambahan selain tugas mengurangi dan menghabiskan sampah adalah mengkonversinya menjadi energy listrik, waste to energy. PU punya peran di TPST, di TPA.
"Jadi kita harus kawal ini semua. Dan mudah-mudahan sekali lagi ada anggaran yang tersedia untuk kita bisa mengadakan teknologi dan semua fasilitas untuk mendukung pengurangan sampah secara nasional," pungkasnya.