Mirip Rambutan, Buah Matoa Khas Papua Bermanfaat Kurangi Risiko Diabetes

Nusantaratv.com - 18 Mei 2022

Buah matoa /ist
Buah matoa /ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Matoa alias Pometia pinnata yang berasal dari tanah Papua. Selain memiliki rasa yang enak, matoa juga kaya akan nutrisi yang baik bagi kesehatan. 

Itu karena matoa kaya akan vitamin C, vitamin B.1, vitamin B.2, vitamin B.3 serta vitamin E. Pometia pinnata berkerabat dekat dengan buah leci dan maple. Karenanya, matoa memiliki tekstur serupa leci, rambutan, dan lengkeng; yang berair dan memiliki cita rasa sangat manis.

Selain itu, matoa juga mengandung senyawa antioksidan seperti alkaloid, saponin, tannin, flavonoid, fenolik (polifenol), terpenoid. 

Berdasarkan studi yang dimuat National Center for Biotechnology Information, antioksidan fenolik di dalam bubuk ekstrak kulit buah matoa diyakini memiliki efek anti-obesitas.

Pada penelitian dengan objek tikus, senyawa tersebut dapat menurunkan berat badan tikus dengan menghambat sekresi asam lemak, mengurangi lemak visceral (lemak perut), serta menurunkan kadar lipid hati, maupun lemak darah trigliserida.

Karenanya, ekstrak kulit matoa diduga dapat membantu menurunkan berat badan penderita obesitas alias kondisi berat badan berlebih. 

Meski begitu, dibutuhkan penelitian lanjutan pada manusia, guna memperoleh bukti kuat soal manfaat ekstrak kulit matoa dalam turunkan berat badan.

Khasiat lain dari Matoa, buah ini juga disinyalir dapat digunakan membantu mengurangi risiko diabetes, yaitu penyakit metabolik yang disebabkan ketidakmampuan tubuh memproduksi ataupun merespons hormon insulin secara optimal. Insulin merupakan hormon yang bertugas membantu sel tubuh menyerap dan memanfaatkan gula darah (glukosa) sebagai energi.

Manfaat matoa dalam mengurangi risiko diabetes berasal dari buah maupun ekstrak kulit batang pohon matoa. Menurut Data Komposisi Pangan Indonesia, di dalam 100 gram buah matoa, terkandung vitamin C yang sangat tinggi, sebanyak 54 mg.

Sebuah riset yang dipublikasikan jurnal Diabetes, Obesity and Metabolism, mengungkapkan kebiasaan mengonsumsi vitamin C selama 4 bulan dapat membantu menurunkan kadar gula darah setelah makan pada penderita diabetes tipe 2. Peserta penelitian mengonsumsi suplemen vitamin C 500 mg sebanyak dua kali sehari. Kadar tersebut setara dengan makan buah matoa sekitar 1000 gram.

Akan tetapi jumlah tersebut sangat besar dan berisiko menyebabkan efek samping. Menurut studi yang diterbitkan Jurnal Farmasi Sains dan Praktis, mengonsumsi buah matoa secara berlebih dapat menyebabkan efek samping berupa teler, lemas, dan keadaan tubuh tidak normal. Efek samping tersebut berasal dari kandungan glukosa jenuh di dalam buah matoa. Karenanya, diabetesi (pengidap diabetes) boleh makan buah matoa secara langsung, tapi jumlahnya harus dibatasi.

Namun, hal tersebut tidak menjamin penurunan risiko diabetes. Sebab, masih diperlukan riset lanjutan yang secara spesifik mengkaji manfaat vitamin C dalam buah matoa dalam menurunkan risiko gangguan metabolik tersebut. Selain itu, ditegaskan pula, menurunkan risiko diabetes dengan mengonsumsi buah matoa ataupun suplemen vitamin C saja tidaklah cukup.

Selanjutnya, khasiat matoa dalam menurunkan risiko diabetes berasal dari ekstrak kulit batang pohon matoa. Menurut penelitian yang diujicobakan pada tikus dan digagas Universitas Muhammadiyah Malang, kandungan antioksidan polifenol serta flavonoid dalam kulit batang pohon matoa memiliki efek antidiabetes, mengutip okezonecom.

Efek tersebut dapat membantu menurunkan kadar gula darah tikus. Sayangnya, karena penelitiannya terbatas dilakukan pada hewan, dibutuhkan studi lanjutan pada manusia, guna memperoleh bukti kuat terkait manfaat tersebut.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])