Nusantaratv.com - Ketua MPR RI sekaligus Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, secara resmi membuka Kongres Nasional Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA) pada 17-18 Juni 2025 di Nusantara Ballroom, NT Tower, Jakarta.
Kongres ini dihadiri perwakilan GEKIRA dari berbagai kabupaten dan provinsi sebagai bagian dari konsolidasi nasional sayap keagamaan Partai Gerindra.
Dalam pidatonya, Muzani menegaskan, GEKIRA merupakan bagian penting dari sejarah dan eksistensi Partai Gerindra sejak awal berdiri.
"Kita mengadakan Kongres GEKIRA, sebuah gerakan yang menjadi penting buat keberadaan dan eksistensi Partai Gerindra," ujar Ahmad Muzani di hadapan para peserta.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan GEKIRA lahir hampir bersamaan dengan kelahiran Gerindra.
Pada masa-masa awal, Gerindra masih belum dikenal luas dan belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat.
Dalam situasi tersebut, kebutuhan akan gerakan keagamaan yang menyertai perjuangan politik menjadi hal yang mendesak.
"Ketika partai ini lahir, kami merasa perlu ada sebuah gerakan keagamaan yang menjadi semangat bagi gerakan perjuangan politik partai ini," ungkap Ahmad Muzani.
Untuk itu, Gerindra membentuk berbagai sayap gerakan keagamaan, termasuk Gerakan Muslim Indonesia Raya, Gerakan Kristiani Indonesia Raya (GEKIRA), serta Gerakan Hindu dan Buddha Indonesia Raya.
"Gerakan ini kami anggap penting, bukan hanya untuk melengkapi perjuangan politik kami, tetapi juga untuk membersamai langkah kami dengan spiritualitas dan semangat keagamaan," lanjutnya.
Menurut Ahmad Muzani, GEKIRA bukan sekadar gerakan keagamaan, tetapi juga menjadi ruang spiritual yang memperkuat fondasi perjuangan Gerindra.
"Spiritualitas semangat keagamaan tidak boleh ditinggalkan. Gerakan seperti GEKIRA bukan hanya gerakan keagamaan, tapi juga gerakan doa yang menurut kami, tidak kalah pentingnya," tegasnya.
Kongres Nasional GEKIRA 2025 menjadi momen penting untuk memperkuat sinergi antara nilai-nilai keagamaan dan perjuangan politik Gerindra, serta merumuskan strategi ke depan dalam menjawab tantangan kebangsaan.