Kementerian Ekraf Gandeng AWS dan Dicoding Lahirkan 44 Inovasi AI untuk Sektor Kreatif

Nusantaratv.com - 24 Oktober 2025

Kementerian Ekraf gandeng AWS dan Dicoding lahirkan 44 inovasi AI untuk sektor Kreatif/Ist
Kementerian Ekraf gandeng AWS dan Dicoding lahirkan 44 inovasi AI untuk sektor Kreatif/Ist

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Kementerian Ekonomi Kreatif (Ekraf) bersama Amazon Web Services dan Dicoding mengukuhkan lima inovator digital sebagai pemenang Hackathon 2025 "AI for Creative Economy", yang menghasilkan 44 produk AI berbasis cloud dari talenta muda di 28 kota. Kelima pemenang menciptakan platform kurasi film, pembuatan website, generator iklan audio, asisten AI untuk industri fesyen dan kriya, serta solusi digital bagi pegiat ekonomi kreatif.

Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menilai kegiatan ini sebagai wadah bagi talenta kreatif bangsa untuk berkontribusi dalam menghadirkan solusi digital berbasis AI yang praktis dan aplikatif untuk memperkuat ekosistem ekonomi kreatif Indonesia. Menurut Menteri Ekraf, Hackathon menjadi bagian penting dari strategi pengembangan talenta digital kreatif Indonesia di era kecerdasan artifisial.

"Kita tidak hanya berbicara tentang teknologi, tetapi tentang manusia di baliknya. AI membuka peluang besar untuk meningkatkan produktivitas dan menjangkau pasar global, namun pemanfaatan AI juga perlu dibarengi dengan literasi digital, etika, dan perlindungan hak cipta agar ekosistem kreatif tumbuh secara adil dan berkelanjutan. Kolaborasi dengan AWS, dan Dicoding melalui Hackathon ini menunjukkan bagaimana teknologi dan kreativitas dapat berpadu melahirkan solusi nyata bagi ekonomi kreatif Indonesia,” ujar Menteri Ekraf Teuku Riefky.

Kegiatan yang diselenggarakan di kantor AWS Indonesia pada Kamis, 23 Oktober 2025 ini merupakan puncak dari program AWS Back-End Academy 2025 Online Hackathon yang berlangsung sejak 6 Agustus – 6 Oktober 2025. Melalui Hackathon 2025 “AI for Creative Economy”, para peserta mendapatkan pelatihan langsung dari AWS pada 21 Agustus 2025, mencakup dasar-dasar AI, pengolahan data, integrasi dataset, responsible AI, serta pengenalan Amazon Bedrock dan Amazon Sagemaker.

Kementerian Ekraf gandeng AWS dan Dicoding lahirkan 44 inovasi AI untuk sektor Kreatif/Ist

Peserta kemudian diminta untuk menciptakan produk digital berupa aplikasi atau situs web dengan fokus pada salah satu dari lima use case: pemampu ekonomi kreatif, film dan musik, fesyen dan kriya, aplikasi dan gim, serta kuliner.

Dari total 44 produk AI yang dikembangkan oleh peserta dari 28 kota di 11 provinsi, terpilih lima pemenang berdasarkan inovasi, orisinalitas, pemanfaatan layanan AWS, serta dampaknya terhadap ekosistem ekonomi kreatif:
1. Muhammad Dzakwan Alifi dengan produk Sorot.AI – AI Film Curation Platform
2. Muhammad Iqbal Ali dengan produk LinkYuk AI - pembuat profil usaha otomatis untuk UMKM
3. Ali Zaenal Abidin dengan produk Voice Prompter AI - generator iklan audio otomatis berbasis AWS Polly
4. Andika Dwi Setya Nugraha dengan produk Djahid - asisten AI untuk industri fashion dan kriya
5. Nazriel Nur dengan produk CepatUsaha - solusi digital bagi pelaku ekonomi kreatif

Deputi Bidang Kreativitas Digital dan Teknologi, Neil El Himam, mengapresiasi para peserta dan pemenang Hackathon 2025 yang telah menghasilkan berbagai produk digital berkualitas. Ia menegaskan bahwa adopsi AI merupakan langkah penting dalam memperkuat daya saing dan produktivitas pegiat ekonomi kreatif.

Kementerian Ekraf gandeng AWS dan Dicoding lahirkan 44 inovasi AI untuk sektor Kreatif/Ist

“Program Hackathon ini berhasil melahirkan produk-produk digital potensial yang dapat membantu pegiat usaha kreatif dalam menyediakan jasa bagi pelanggannya. Ini membuktikan bahwa AI bukan ancaman, melainkan peluang untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas karya. Peran kami adalah mendorong potensi ini melalui kolaborasi hexahelix dengan akademisi, bisnis, komunitas, begitu juga dengan akses pendanaan nantinya,” ujar Deputi Neil.

Sementara itu, Direktur Teknologi Digital Baru, Dandy Yudha Feryawan, turut menyampaikan harapannya untuk keberlanjutan program ini. Ia menekankan peran pemerintah dalam mengakselerasi karya anak bangsa khususnya di sektor digital.

“Fungsi Kementerian Ekraf adalah meningkatkan nilai tambah dari produk-produk digital yang dihasilkan oleh teman-teman peserta. Harapannya program kolaborasi bersama perusahaan teknologi besar AWS serta lembaga pendidikan Dicoding ini bisa di expand dan kita bisa melibatkan industri sebagai off-taker dari hackathon-hackathon berikutnya,” jelas Dandy.

Amazon Web Services (AWS) adalah penyedia layanan cloud terbesar di dunia dengan lebih dari 240 layanan yang mendukung berbagai kebutuhan digital, dari komputasi hingga kecerdasan buatan. Sedangkan, Dicoding merupakan perusahaan edtech Indonesia yang berfokus pada pengembangan talenta digital melalui pelatihan teknologi.

Kementerian Ekraf gandeng AWS dan Dicoding lahirkan 44 inovasi AI untuk sektor Kreatif/Ist

Sejak 2021, Dicoding telah berkolaborasi dengan AWS dalam berbagai program pelatihan dan inovasi digital, termasuk Hackathon 2025 bersama Kementerian Ekraf. CEO Dicoding Narendra Wicaksono menilai keselarasan visi dengan Kementerian Ekraf dan AWS menjadi kekuatan untuk menciptakan dampak yang bermanfaat bagi para pegiat ekraf.

“Tujuan kami sebagai lembaga pendidikan adalah mencetak generasi yang berilmu, dan bisa menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami melihat kesamaan visi dengan Kementerian Ekraf dan AWS, dan senang sekali kolaborasi ini  berhasil melahirkan beragam inovasi, seperti teknologi kurasi film dan pengembangan aplikasi yang berpotensi mendukung UMKM binaan Kementerian Ekraf,” ujar Narendra.

Di tempat yang sama, Head of Training & Certification AWS Indonesia, Yashinta Bahana, menyambut positif penyelenggaraan Hackathon 2025 yang dinilai berhasil menumbuhkan semangat inovasi dan kolaborasi di kalangan talenta muda. Ia menegaskan bahwa penguasaan kecerdasan artifisial menjadi fondasi penting bagi pelaku ekonomi kreatif untuk beradaptasi dan bersaing di tengah transformasi digital global.

“Di era ekonomi digital, literasi AI menjadi kunci daya saing global. Melalui Hackathon ‘AI for Creative Economy’ 2025 bersama Kementerian Ekonomi Kreatif dan Dicoding, AWS berkomitmen mendemokratisasi pendidikan AI dan memberdayakan talenta lokal. Hasilnya membuktikan potensi besar talenta Indonesia bila dibekali pelatihan berstandar dunia untuk menghadapi tantangan dan bersaing di tingkat global,” ungkap Yashinta.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close