Nusantaratv.com - Lei Jun, pendiri dan CEO Xiaomi, menyebut bulan lalu sebagai periode paling sulit sejak perusahaan berdiri.
Melalui unggahan di Weibo pada 10 Mei, dia mengungkapkan tekanan emosional dan fisik yang dirasakannya, hingga membuatnya membatalkan agenda penting dan menjauh dari publik.
"Bulan lalu benar-benar berat. Saya merasa sangat sedih, menarik diri dari pertemuan, perjalanan bisnis, bahkan media sosial," tulis Lei Jun, seperti dilansir dari CarNewsChina, Sabtu, 10 Mei 2025.
Namun, dia juga mengaku bahwa masa tenang ini memberinya ruang untuk merenung dan mendapatkan wawasan baru. Dukungan dari publik pun membantu memulihkan semangatnya.
"Membaca semua pesan dari teman-teman membuat saya sangat tersentuh. Perhatian dan dukungan Anda telah memberi saya keyakinan yang besar, membantu saya secara bertahap mendapatkan kembali keberanian dan tekad untuk melangkah maju. Semangat saya sekarang mulai pulih," sambungnya.
Pernyataan ini muncul di tengah badai kontroversi yang menimpa Xiaomi terkait mobil listrik performa tinggi mereka, SU7 Ultra.
Xiaomi dikritik setelah pembaruan perangkat lunak membatasi output daya mobil dari 1548 hp menjadi sekitar 900 hp dalam penggunaan normal.
Untuk mengakses performa penuh, pengguna diharuskan menjalani "Mode Peringkat" di lintasan balap.
Xiaomi sempat beralasan jika pembaruan itu demi alasan keselamatan, namun akhirnya menarik kebijakan tersebut setelah menerima kritik atas kurangnya transparansi.
Tak hanya itu, Xiaomi juga mendapat sorotan atas klaim terkait kap mesin serat karbon SU7 Ultra.
Setelah mendapat protes dari pengguna yang menilai fungsinya dilebih-lebihkan, perusahaan mengakui jika keuntungan utama hanya pengurangan bobot sekitar 1,2 kg.
Sebagai kompensasi, Xiaomi menawarkan pilihan penggantian kap standar serta poin loyalitas senilai 20.000 yuan (sekitar Rp45,73 juta) bagi pelanggan lama.
Sorotan terhadap keselamatan SU7 makin tajam setelah sebuah kecelakaan tragis pada 29 Maret di Anhui menewaskan tiga orang.
Mobil diduga menabrak pembatas jalan dan terbakar. Insiden ini mendorong pengawasan ketat terhadap sistem bantuan pengemudi, keamanan pintu, serta baterai kendaraan tersebut.
Pernyataan Lei Jun memberi gambaran tekanan besar yang dia hadapi dalam memimpin Xiaomi melewati krisis ini.
Ke depan, respons perusahaan terhadap isu keselamatan dan transparansi akan sangat menentukan kepercayaan publik dan arah pertumbuhan bisnis otomotif Xiaomi.