Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto meminta Pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah sejatinya harus memperhatikan keberadaan pondok pesantren dan madrasah. Jangan sampai pondok pesantren dan madrasah "dianak-tirikan".
"Pondok pesantren dan madrasah adalah pencetak dan penggembleng akhlak anak bangsa dari berbagai macam penyakit masyarakat. Ponpes dan madrasah menjadi garda terdepan membentuk karakter anak bangsa," katanya dalam Tablig Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW dan Milad ke-25 Pondok Pesantren Al Mubarok di Kota Serang, Banten, Senin malam (10/10/2022).
Hadir dalam Tablig Akbar dan Milad Ke-25 Ponpes Al Mubarok dengan tema "25 Tahun Berkhidmat Untuk Umat" ini antara lain Pengasuh Ponpes Al Mubarok Drs. K.H. Mahmudi, M.Si, Pimpinan Ponpes Al Mubarok, K.H. Syaiful Umam, Walikota Serang H. Syafruddin, S.Sos, penceramah Dr. K.H. Mulyadi Effendi, MA, Kepala Kantor Kemenag Kota Serang Abdul Rojak, Camat Serang, santri dan santriwati.
Yandri merasa bangga, senang, dan haru dengan perjalanan Ponpes Al Mubarok yang memasuki usia seperempat abad.
"Perjalanan Ponpes ini sangat luar biasa. Karena itu atas nama lembaga negara MPR RI, kami memberi penghargaan setinggi-tingginya kepada Ponpes Al Mubarok," ujarnya.
Wakil Ketua MPR dari Fraksi PAN ini mengharapkan Ponpes ini tidak pernah berhenti memberikan kontribusi positif untuk umat, bangsa, dan negara. Sebab, tantangan yang dihadapi bangsa dan negara cukup berat. Pada waktu lalu, saat memperjuangkan kemerdekaan, para dan ulama, serta para syuhada menghadapi musuh yang wujudnya sangat jelas, yaitu tentara Belanda, Jepang, Inggris. Itulah musuh bangsa Indonesia. Tapi saat ini, musuh yang dihadapi adalah narkoba, minuman keras, dekadensi moral, dan lainnya.
"Hari ini musuh yang dihadapi bangsa Indonesia remang-remang, bahkan tidak kelihatan tapi selalu menyerang setiap saat. Musuh itu adalah narkoba, minuman keras, dekadensi moral, rongrongan dari dunia maya dan lainnya," ujar anggota Komisi VIII DPR Ini.
Yandri mencontohkan peristiwa pesta LGBT di Palangkaraya yang viral di media sosial. Dalam pesta itu, para pria berperilaku mesum sesama jenis.
"Ini menjadi tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia," imbuhnya.
Karena itu Yandri berharap Ponpes Al Mubarok bisa membentengi generasi muda dari penyakit masyarakat itu.
"Jangan sampai Banten yang katanya serambi Mekah di Pulau Jawa tercemari berbagai penyakit sosial itu. Untuk narkoba, Banten sudah masuk kategori zona merah. Perkembangan miras dan LGBT di Banten juga cukup mengkhawatirkan," katanya.
Menurut Yandri, Ponpes Al Mubarok sudah membuktikan dengan kiprah dan kontribusinya selama seperempat abad usianya.
"Kalau ada penghargaan tingkat nasional, saya akan mengusulkan Ponpes Al Mubarok karena layak mendapat penghargaan itu," ujarnya.
Komitmen Ponpes Al Mubarok terlihat dari alumni Ponpes ini yang tersebar di Indonesia menyebarkan kebaikan.
"Ponpes ini membantu kerja-kerja keumatan dan kebangsaan. Saya sebagai keluarga besar Ponpes Al Mubarok siap untuk membesarkan pesantren ini sehingga ke depan Ponpes ini menjadi nomor satu di Banten," pungkasnya.
Ponpes Al Mubarok berada di kota Serang, Banten. Ponpes ini berdiri pada Kamis, 10 Oktober 1997. Ponpes ini bermula dari tanah hibah seluas 1.200 meter kepada Yayasan Al Mubarok. Kini, Ponpes Al Mubarok berkembang dengan luas area Ponpes ang mencapai 3 hektare. Selama seperempat abad Ponpes Al Mubarok yang mengembangkan ilmu agama dan ilmu umum telah mengalami perkemban baik sarana dan prasarana maupun jumlah santri dan santriwati.
Rangkaian peringatan Milad Ke-25 Ponpes Al Mubarok berlangsung 28 September sampai 10 Oktober 2022 di antaranya ziarah ke makam, beragam perlombaan, dan panggung gembira.