Nusantaratv.com - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Lestari Moerdijat menyebut era reformasi telah memberi ruang baru untuk kaum perempuan agar bisa berpartisipasi dalam bidang politik. Menurut Rerie, sapaan akrabnya, terdapat sejumlah undang-undang yang mengharuskan kehadiran kaum perempuan.
Dia mengakui memang harus ada kesadaran yang perlu diformalkan dalam berpolitik bagi kaum perempuan. Kehadiran mereka dalam semua diskursus yang ada dikatakan tidak hanya dalam tataran kesetaraan namun untuk memberi afirmasi kepada perempuan agar hadir dalam semua bidang kehidupan.
Dalam Seminar Nasional yang bertema 'Kontribusi Perempuan Politik Dalam Membangun Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh' Politisi Partai Nasdem ini menjelaskan perempuan harus masuk dalam sistem agar perempuan dapat memperjuangkan apa yang menjadi pilihannya.
"Kaum perempuan harus mempunyai visi bersama untuk meningkatkan peran perempuan di bidang politik," kata Rerie dalam keterangannya, Kamis (16/9/2021).
Rerie menuturkan peran perempuan dalam politik tidak perlu diragukan, sebab sudah banyak perempuan di Indonesia dari dulu hingga saat ini mampu menyelesaikan persoalan-persoalan. Karena, menurutnya, kaum perempuan memiliki kemampuan.
"Kemampuan kaum perempuan yang bisa keluar dari berbagai tantangan inilah yang membuat mereka mampu sebagai kelompok pendobrak tembok penghalang yang ada di hadapannya. Saya mengajak seluruh perempuan Indonesia mengambil peran dan berani membawa perubahan," tegasnya.
Ia pun menyampaikan pesan harus ada teka pada 2024 yaitu keterwakilan perempuan di parlemen harus terisi penuh.
"Ini bukan hanya sekadar syarat yang diberikan kepada partai politik dalam melakukan pencalonan tetapi betul-betul memberi tempat bagi perempuan untuk menjadi wakil rakyat di parlemen," imbuhnya.
Dalam perjuangan kaum perempuan, diakui masih ada selubung-selubung budaya, tradisi, bahkan dibalut dengan agama yang cenderung membatasi peran perempuan. Menurut Rerie, Inilah menjadi tugas seorang perempuan untuk mendobrak
"Diungkapkan dulu ada persepsi bahwa kaum perempuan 'konco wiking' yang tugasnya hanya mengurus masalah rumah tangga atau domestic," katanya.
Untuk itu Rerie mengatakan kaum perempuan harus memiliki kesamaan pikiran yang menjadi suatu gerakan bersama dan berjuang bersama. Ruang politik yang diberikan kepada kaum perempuan menurutnya juga harus mampu memberikan dan menawarkan nilai, manfaat, dan hasil bagi kaum perempuan.
"Kita harus bisa menjelaskan manfaat bila kaum perempuan menapaki bidang politik," jelasnya.
Partisipasi perempuan dalam politik khususnya dalam pengambilan keputusan, menurut Rerie sesungguhnya menjadi ukuran bagaimana demokrasi berjalan. Kaum perempuan dikatakan harus bisa menyampaikan bahwa partisipasinya dalam politik adalah keharusan.
"Perempuan dalam politik bisa menjadi pengawal dalam diskusi politik. Perempuan memiliki kapasitas yang bisa menjadi filter," ujarnya.
Dari semua pemaparan yang ada, Rerie mengajak kaum perempuan melepaskan sekat-sekat yang ada agar dapat berkontribusi membangun Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang hadir secara 'daring' dalam sambutan mengucapkan selamat atas seminar yang digelar. Seminar itu diharap mampu meningkatkan peran kaum perempuan dalam dunia politik.
"Kita harap jumlahnya naik secara signifikan," ujarnya.
Ridwan Kamil mengungkapkan pemerintahannya terus melakukan pemberdayaan kepada kaum perempuan. Dirinya menyebut Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) menjadi mitra untuk meningkatkan peran perempuan dalam bidang politik.
"Saya dorong agar KPPI terus mengedukasi kaum perempuan", ujarnya.
Sebagai informasi, ratusan kaum perempuan yang berasal dari berbagai partai politik dan organisasi massa perempuan lainnya, memenuhi aula salah satu hotel di Kota Bandung, Jawa Barat, hari ini. Kehadiran mereka di sana untuk mengikuti Seminar Nasional yang bertema 'Kontribusi Perempuan Politik Dalam Membangun Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh'.
Dalam seminar yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat serta digelar secara 'daring' dan 'luring' itu, hadir sebagai pembicara Wakil Ketua MPR Lestari Moerdijat, anggota MPR Fraksi Partai Golkar Nurul Arifin, anggota MPR Fraksi PKS Netty Prasetiyani, dan anggota MPR dari Kelompok DPD Gusti Kanjeng Ratu Hemas. Acara yang digelar mulai pukul 08.00 WIB itu juga mendapat perhatian dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.