Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR Prof. Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, mengatakan potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang jumlahnya mencapai 62,2 juta unit perlu dimaksimalkan antara lain melalui perhatian dari perbankan syariah. Untuk itu, perbankan syariah agar memberi keberpihakan pada UMKM.
"Potensi ekonomi syariah agar didorong ke UMKM dan memberikan keberpihakan pada UMKM, maka ekonomi Indonesia bisa meningkat," katanya dalam seminar nasional dengan tema "Tantangan dan Peluang Ekonomi dan Bisnis Keuangan Syariah Nasional Menuju Indonesia Go Global" di Cianjur, Jawa Barat, Kamis (14/12/2023).
Seminar nasional yang diselenggarakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Suryakancana Cianjur, juga menghadirkan pembicara Dr. H. Endang Jumari (Dekan FEBI Unsur) dan Achmad Saifoel Ghozi S.Si (BPRS HIK Parahiyangan). Seminar dihadiri Wakil Rektor III Universitas Suryakancana Dr. Anita Kamilah, SH, MH, jajaran Dekan FEBI Unsur, staf pengajar dan para mahasiswa FEBI.
Syarief Hasan, sapaan Sjarifuddin Hasan, meyakini perkembangan jasa keuangan syariah (meliputi perbankan syariah, industri keuangan non-bank syariah, dan pasar modal syariah) ikut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. "Pada saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen. Tahun depan diharapkan bisa tumbuh sekitar 6 persen. Syaratnya, UMKM dan koperasi diberdayakan. Bisnis keuangan syariah dimaksimalkan," kata Menteri UMKM dan Koperasi era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono ini.
Selain itu, Syarief Hasan menekankan pentingnya keberpihakan pada UMKM. Bila tidak ada keberpihakan pada UMKM maka pelaksanaan kebijakan yang diambil tidak akan maksimal. "Keberpihakan itu dilakukan dengan memberi kemudahan. Kalau tidak diberi kemudahan, UMKM sulit berkembang. Misalnya, jangan mempersulit dengan aturan-aturan. Berikan kemudahan kepada UMKM sehingga UMKM mendapatkan bantuan. Itulah keberpihakan," terang Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat ini.
Menurut Syarief Hasan, perbankan syariah lebih mudah diakses UMKM. Selain itu, mendapatkan kredit dari Bank Syariah dinilai lebih mudah dibandingkan bank konvensional. "Ini juga bentuk keberpihakan," ujarnya.
Syarief Hasan mengungkapkan sampai Desember 2022, total aset keuangan syariah Indonesia mencapai Rp 2.375,84 triliun. Jumlah institusi keuangan syariah sebanyak 473 unit. Sementara market share syariah mencapai 10,69 persen terhadap keuangan nasional.
Syarief Hasan menyebutkan pertumbuhan kredit perbankan syariah saat ini sudah tumbuh sekitar 20 persen. Ekonomi syariah di Indonesia terus tumbuh. Kalau didorong UMKM diyakini pertumbuhan kredit perbankan syariah bisa mencapai 40 persen. "Kalau ditingkatkan lagi, bisnis keuangan syariah Indonesia diyakini bisa lebih besar dari Malaysia. Lima tahun ke depan, ekonomi syariah melalui industri syariah, perbankan syariah, pasar modal syariah bisa lebih besar lagi," harapnya.