Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR RI, Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan SE, MM., MBA., menjadi narasumber tunggal dialog interaktif Uncal (Uneg-uneg Calon Legislatif). Acara tersebut berlangsung di Cianjur, Senin (15/1/2024) malam. Banyak pertanyaan, harapan serta aspirasi yang disampaikan masyarakat terhadap Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat itu. Mulai dari persoalan pertanian, pariwisata hingga transportasi.
Menjawab harapan salah satu anggota Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Cianjur yang menginginkan bantuan pompa air, untuk pengairan sawah, Sjarifuddin Hasan yang akrab dengan sapaan Syarief Hasan mengatakan, pada intinya pemerintah dan negara harus hadir pada persoalan yang dihadapi petani dan pertanian Indonesia. Bukan hanya masalah kebutuhan pompa air, tetapi petani juga butuh uluran tangan pemerintah terkait ketersediaan pupuk, maupun sarana dan prasarana serta teknologi pertanian.
"Jangan sampai pupuk yang dibutuhkan petani, baru tersedia setelah panen. Ini tentu menyakitkan. Tetapi, petani juga tidak boleh tunduk pada oknum masyarakat yang berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mengambil keuntungan sendiri. Seperti adanya kasus Gapoktan fiktif. Jadi, petani juga harus membantu meminimalisir peluang penyalahgunaan pupuk bersubsidi," ungkap Syarief Hasan.
Selain itu, menurut Syarief Hasan, petani juga butuh kebijakan negara yang berpihak. Antara lain, tidak melakukan impor beras, saat petani tengah panen. Juga melindungi lahan pertanian, dari potensi pemakaian sawah menjadi fasilitas lainnya. Seperti rumah sakit, perumahan, pasar hingga sarana pendidikan.
Terkait pembangunan di Cianjur dan kemacetan lalulintas yang semakin sering terjadi, anggota DPR RI Dapil Jabar III meliputi Kabupaten Cianjur dan Kota Bogor, itu mengatakan pembangunan SDM harus menjadi prioritas. Dengan cara meningkatkan mutu pendidikan. Terutama model pendidikan pesantren, yang sudah terbukti sesuai dengan kondisi masyarakat Cianjur. Selain itu, pemerintah juga harus fokus mengurangi kemiskinan dan pengangguran. Salah satunya melalui pelaku UMKM, serta memberikan pelayanan yang lebih bagus kepada para pengusaha.
"Untuk mengurangi kemacetan, pemerintah harus mengatur keberadaan tranportasi umum. Jumlahnya diatur agar sesuai dengan kebutuhan. Selain itu pemakaian kendaraan pribadi harus dibatasi, misalnya dengan membatasi pemakaian kendaraan yang sudah tua. Naikkan pajak kendaraan tua, agar masyarakat enggan memelihara kendaraan yang sudah lama," ungkapnya.
Sedangkan masalah pariwisata, Syarief Hasan percaya, Cianjur memiliki kawasan wisata alam yang sangat indah, dan berpotensi mendatangkan wisatawan. Antara lain, Gunung Padang, taman bunga hingga kawasan pantai. Hanya saja, hingga kini belum dikembangkan secara optimal. Karena itu pemerintah perlu melaksanakan pembangunan sarana prasarana pendukung, supaya tempat tempat yang indah itu menarik perhatian.
"Semuanya harus digerakkan, bisa oleh pemerintah maupun pihak swasta. Kalau tempat wisata, itu dikelola dengan baik, pasti akan mendatangkan turis dan berkontribusi meningkatkan pendapatan masyarakat. Apalagi, pada dasarnya Cianjur memiliki kawasan wisata yang sangat menjanjikan," pungkas Syarief Hasan.