Sosialisasi Kepada Ikatan Dai Indonesia (Ikadi), HNW : Para Juru Dakwah Harus Lanjutkan Peran Ulama Pejuang Unt Kejayaan Umat dan Bangsa

Nusantaratv.com - 23 Januari 2023

Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA
Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA

Penulis: Supriyanto

Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR RI Dr. H. M. Hidayat Nur Wahid MA prihatin dengan masih adanya sikap dan penilaian yang keliru terkait peran para ulama terhadap  Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Disatu fihak, sering sekali masyarakat meneriakkan  yel-yel NKRI harga mati. Tetapi, difihak lain, mereka   mencaci dan mendholimi, bahkan  tidak menghargai umat Islam, khususnya jasa para ulama dan  dai. Padahal NKRI yang sering digembar-gemborkan harga mati, itu adalah buah dari perjuangan  ulama pejuang juga.

NKRI yang menjadi cita-cita Indonesia merdeka 17 Agustus 1945, sesungguhnya sudah dimati kan oleh kolonialis Belanda dengan dilahirkannya Republik Indonesia Serikat, hasil perjanjian Konferensi Meja Bundar, pada 27 Desember 1949. Sejak saat itu,  Republik Indonesia hanya menjadi salah satu diantara 16 negara bagian.  RIS dipimpin oleh presiden Soekarno dan Perdana Menteri Mo. Hatta. Undang-undang dasarnya tak lagi UUD 45 melainkan menggunakan UUD RIS, parlemennya  adalah DPR RIS. 

“Pidato Moh. Natsir,  Ketua Fraksi Partai Masyumi dihadapan DPR RIS pada  3 April  1950, yang dikenal dengan istilah mosi integral,  itulah tonggak mengembalikan Indonesia kembali menjadi NKRI . Dan alhamduliLlah pidato itu diterima oleh DPRRIS, dan kemudian disetujui oleh Presiden dan PM RIS ; Soekarno  dan  Moh. Hatta. Sejak itu NKRI terlahir lagi dan diproklamirkan secara resmi pada upacara bendera 17 Agustus 1950. Upacara tersebut menandai kembalinya NKRI, dan itu berkat perjuangan Natsir, politisi muslim, ulama pejuang dan juru dakwah yang kondang,” kata HIdayat Nur Wahid menambahkan.

Pernyataan itu dikemukakan Hidayat Nur Wahid atau HNW saat menyampaikan materi Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kepada para pendakwah  yang tergabung dalam Ikatan Da’I Indonesia (Ikadi). Acara tersebut berlangsung di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (21/1/2023). Selain HNW, ada satu pembicara lain yang ikut menyampaikan materi  Sosialisasi Empat Pilar MPR RI, Dialog Kebangsaan dengan tema Peran dan Kontribusi Da’i Dalam Kemajuan Bangsa. Di adalah Guru besar UIN Jakarta yang juga Ketua Dewan Syuro Ikadi Prof. Dr. Ahmad  Satori Ismail.  

Salah satu cita-cita kemerdekaan Indonesia,   seperti yang tercantum pada alinea pertama pembukaan UUD NRI Tahun 1945, kata HNW   adalah menghapuskan penjajahan di atas dunia, termasuk membela perjuangan  Palestina. Sikap  itu ternyata  sudah menjadi jatidiri para tokoh bangsa dan umat Islam, bahkan sebelum Indonesia merdeka. Itu dibuktikan oleh KH. Hasyim Asy’ari yang mengumpulkan para ulama dan menfatwakan keharusan membela bangsa Palestina melawan penjajajahn Israel pada 1938.

“Para ulama bukan hanya menghimbau dan mendoakan. Tetapi KH. Abdul Wahab Hasbullah, ulama, pengusaha dan jagoaan silat,  menfatwakan pentingnya mendukung Palestina dengan menyumbang dana.  Tidak aneh jika kemudian  pada 1944 sebelum proklamasi, Muhamad Amin AL-Husaini,  Mufti Palestina dalam perjuangan di Jerman mendukung proklamasi kemerdekan Indonesia. Pengakuan kemerdekaan, ini tentu tak lepas  dari dukungan   Indonesia kepada Palestina sejak 1938,” kata Hidayat Nur wahid menambahkaan.
 

Mengaburkan  Sejarah

Momentum perjuangan  ulama membela bangsa dan negara,  menurut HNW harus terus diingat dan disebar luaskan. Termasuk oleh para dai dan ulama, dan karenanya para juru dakwah dan ulama penting mendapat informasi yang utuh dan benar soal ini. Apalagi, saat ini  muncul indikasi   mengaburkan sejarah perjuangan para ulama, dengan mengatakan bahwa Palestina bukan urusan Indonesia, tetapi persoalan Dunia Arab. Padahal PBB saja mengakui bahwa soal kemerdekaan Palestina bukan hanya masalah orang Arab.  

“Mewujudkan cita-cita Indonesia merdeka dengan kiprah para ulama dalam perjuangan membela tanah air, adalah  relasi yang tidak terbantahkan. Catatan ini harus dijaga, dan disosialisasikan juga, agar bangsa Indonesia senantiasa mengingat perjalanan sejarahnya. Apalagi, terbukti ada upaya untuk mengaburkan sejarah bangsa Indonesia oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab,” kata HNW lagi.

Dalam konteks dukungan bangsa Indonesia terhadap Palestina, menurut Anggota DPR RI Dapil Jakarta II meliputi luar negeri, Jakarta Pusat dan Selatan,  sudah dilakukan sejak Presiden pertama dan dilanjutkan oleh presiden selanjutnya, termasuk oleh Presiden Joko Widodo. Semuanya memberikan dukungan, pembelaan dan bantuan terhadap Palestina.  

Pernyataan yang lain disampaikan Guru Besar UIN Jakrta Prof. Dr. Ahmad  Satori Ismail. Menurutnya, peran dan kontribusi ulama membangun bangsa sudah jelas. Terlebih jika memperhatikan peran yang dimiliki ulama sebagai pendidik bangsa. Yaitu mempersiapkan pribadi muslim yang soleh dan soleha. Para dai juga berkewajiban, memelihara,  mengembangkan,  mengarahkan dan memberdayakan potensi  yang ada  untuk memperoleh ridho Allah SWT.

“Tugas dai sebagai mobilisator dan organisator, tidaklah mudah. Seorang dai harus mampu meningkatkan ketaqwaan, dengan  cara  menyampaikan ajaran Islam yang indah dan lembuat.   Memunculkan dan mengembangkan kesadaran Islam,    bahwa setiap orang memiliki tanggungjawab, untuk  menjadi muslim dan muslimah yang  kaffah,” kata Ahmad  Satori Ismail lagi.

0

(['model' => $post])