Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah mengharapkan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum untuk memperlihatkan wajah Islam sebagai agama Rahmatan lil 'Alamin. Cara paling ampuh memperlihatkan wajah Islam damai itu, lanjut Ahmad Basarah, adalah dengan menjadikan Islam sebagai agama inklusif dan toleran seperti dicontohkan Nabi Muhammad SAW.
"Penting disampaikan kepada banyak orang bahwa Nabi Muhammad SAW sejatinya sangat toleran kepada umat beragama lain. Bayangkan saja jika nabi yang agung ini mengizinkan rombongan delegasi Kristen asal Najran melakukan peribadatan di Masjid Nabawi saat rombongan itu tiba di Madinah. Ini 'kan bentuk toleransi beragama yang sungguh luar biasa," jelas Ahmad Basarah di Jakarta, Sabtu (8/10/22).
Sekretaris Dewan Penasihat PP Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) ini juga mengatakan, dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa ketika Nabi Muhammad SAW sedang berceramah di Masjid Nabawi, ia tiba-tiba berdiri dan terdiam. Saat ditanya mengapa ia berlaku seperti itu, Nabi SAW menunjuk rombongan jenazah yang lewat. Para sahabat heran, bukankah itu adalah rombongan jenazah Yahudi?
"Saat ditanya seperti itu oleh sahabat, Nabi balik bertanya: ‘apakah Yahudi bukan manusia?’ Bayangkan, Yahudi wafat saja dihormati oleh Rasulullah SAW, bagaimana Yahudi hidup? Inilah akhlak Nabi yang sesungguhnya, yang harus disebarkan secara sistematis agar Islam tampil ramah, toleran, antikekerasan, anti terhadap terorisme dan bom bunuh diri," jelas Ahmad Basarah.
Untuk itu, Ketua Fraksi PDI Perjuangan ini memberikan apresiasi yang tinggi kepada Polsek Sesayap, Tideng Pale, Kabupaten Tana Tidung, Kalimantan Utara, yang melakukan giat bakti sosial di sejumlah rumah ibadah di Masjid Agung At Taqwa dan Gereja Katolik Paroki Santo Paulus di Desa Tideng Pale dalam rangka memperingati Maulid Nabi 2022.
"Meski terlihat kecil dan biasa saja, apa yang dilakukan Polsek Sesayap ini masuk dalam kategori meneladani sifat Nabi Muhammad SAW dalam relasi hubungan dengan sesama anak bangsa. Dari pelosok tanah air, masyarakat perlu mencontoh gerakan kecil tapi berdampak besar dari pelosok Kalimantan Utara ini," tegas Ahmad Basarah.
Ketua DPP PDI Perjuangan itu mengatakan, setiap gerakan sosial yang dilakukan masyarakat memiliki dampak besar terhadap negara dan bangsa. Ahmad Basarah berharap gerakan Polsek Sesayap tersebut bisa memunculkan efek bola salju, makin membesar, dan menyebar dengan diikuti daerah lain sehingga tidak akan ada lagi suara-suara yang mengarah pada konflik antarpemeluk agama, misalnya berita tentang penolakan rumah beribadah agama tertentu dan larangan menjalankan ibadat terhadap pemeluk agama tertentu.
"Dalam bingkai Pancasila, tidak ada istilah tirani mayoritas terhadap minoritas. Semua agama dan aliran kepercayaan yang ada di negara kita harus mendapatkan hak yang sama dan mendapatkan jaminan di sila pertama Pancasila serta undang undang dasar Republik Indonesia. Lilin kecil dari Polsek Sesayap bisa menjadi lampu besar yang meyinari bangsa sehingga bangsa ini terhindar dari marabahaya," pungkas Dosen Universitas Islam Negeri Malang itu.