Pembelajaran Berbasis Tantangan Dorong Generasi Muda Mampu Jawab Ketidakpastian

Nusantaratv.com - 14 Desember 2023

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).

Penulis: Bagas Adi Pangestu

Nusantaratv.com - Pembelajaran berbasis tantangan bisa menjadi alternatif jawaban untuk mempersiapkan generasi penerus menjadi pembelajar yang mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan.

"Salah satu permasalahan yang ada di depan kita adalah, bagaimana kita mampu memperkuat dan meneguhkan diri untuk menjawab beragam tantangan yang ada, proses pembelajaran berbasis tantangan bisa menjadi salah satu cara untuk mempersiapkan anak bangsa menjawab tantangan itu," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Kamis (14/12).

Pernyataan Lestari itu disampaikan pada acara Temu Tokoh di depan para mahasiswa Universitas Wahid Hasyim di Semarang, Jawa Tengah pada Rabu (13/12) sore.

Lestari mengungkapkan, sebelumnya kita mengenal pembelajaran berbasis pemecahan masalah, pembelajaran berlandaskan penelitian dan proses belajar berdasarkan model tertentu (design-based learning).

Di tengah ragam ketidakpastian, tantangan, kekhawatiran dan fenomena sosial yang berkembang saat ini, Rerie, sapaan akrab Lestari, mengusulkan sebuah model belajar berbasis tantangan (challenge-based learning).

Dalam pembelajaran berbasis tantangan, ungkap Rerie yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, direalisasikan dengan pendekatan multidisipliner yang mendorong siswa maupun mahasiswa mampu memanfaatkan teknologi dalam kehidupan sehari- hari untuk memecahkan masalah dunia nyata.

Sifat dan potensi kolaboratif yang dikembangkan pada pembelajaran berbasis tantangan, tambah Rerie, mengharuskan peserta didik membangun kerja sama dengan teman sebaya, guru, dan para ahli dalam komunitas untuk menjalani proses belajar.

Hasil yang diharapkan dari proses pembelajaran tersebut, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, para peserta didik mampu berpikir kritis, mampu menerima, memaknai dan memecahkan ragam tantangan, diikuti kemampuan mengambil tindakan dan akhirnya berbagi pengalaman.

Secara ringkas, tambah dia, pembelajaran berbasis tantangan akan mengasah kemampuan rasional, emosional dan sosial yang bersumber dari pembiasaan menentukan prioritas dalam upaya menjawab berbagai tantangan.

Selain itu, tegas Rerie, generasi muda juga harus membekali diri dengan pemahaman yang utuh terhadap nilai-nilai dan norma yang kita miliki antara lain nilai-nilai agama, budaya, budi pekerti dan nilai-nilai kebangsaan warisan pendiri negeri.

Berbekal pembelajaran berbasis tantangan dan pelaksanaan nilai-nilai kebangsaan yang utuh dari setiap anak bangsa, Rerie meyakini, bangsa Indonesia mampu menjawab berbagai tantangan di masa depan. hewan penguasa rawa.

Dilansir dari National Geographic, burung shoebil ini tinggal di ekosistem rawa-rawa di Afrika Timur dari mulai Etiopia, Sudan Selatan, hingga Zambia. 

Burung yang Sabar

Burung shoebil ini termasuk hewan yang bisa hidup lama. Ia dapat bertahan di alam liar hingga umur 35 tahun dan di penangkaran bisa mencapai umur 50 tahun. 

Dengan umur yang panjang, hewan ini merupakan burung yang paling sabar dalam perburuannya, lo. 

Ini karena burung shoebil mampu berdiri berjam-jam tanpa bergerak selayaknya patung batu dari jaman prasejarah. 

Burung shoebil rela menunggu dengan tetap diam dan membiarkan ikan-ikan berenang di bawah kakinya. 

Ketika ikan besar seperti lungfish kesukaannya lewat, ia akan menyentakkan kepalanya ke dalam air. 

Dengan kecepatan penuh, paruh shoebil yang kuat dan besar akan menangkap ikan itu dan langsung melahapnya. 

Burung Langka dan Terancam Punah

Sayangnya burung purba yang unik ini masuk dalam burung terancam punah, teman-teman. 

Menurut Audubon, populasi burung ini di alam liar terus menurun dan hanya tersisa sekitar 3300-5300 ekor saja di alam liar pada penelitian di tahun 2016. 

Jumlah ini menurun dari tahun 2008 yang mencapai antara 5000 hingga 8000 ekor. 

Burung Shoebil ini terus berkurang populasinya karena banyaknya perburuan untuk diambil kulitnya atau untuk ditangkap dijadikan sebagai peliharaan indah berharga mahal. 

Tidak hanya itu, menurut Audubon, burung ini termasuk burung pemalu sehingga membutuhkan ruang yang cukup besar untuk dirinya sendiri ketika mengerami. 

Itu sebabnya, jika ada manusia mendekat, ia akan meninggalkan telur dan anaknya. Ini akan membuat telur dan anaknya rawan dimangsa oleh ular, elang, maupun predator lainnya.  

0

(['model' => $post])

x|close