Nusantaratv.com - Ratusan penggiat Lembaga Pembinaan Literasi Quran (LPLQ) yang datang dari Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jambi, Bengkulu dan daerah lainnya, pada Minggu, 5 Maret 2023, memenuhi Gedung Nusantara IV, Komplek Gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta.
Kehadiran mereka sejak pukul 09.00 WIB di komplek parlemen itu mengikuti berbagai macam acara, yakni Sarasehan Nasional Pengentasan Buta Aksara Qur’an Nasional, Pengukuhan Pengurus DPP LPLQ Periode 2023 – 2028, dan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih sering disebut Empat Pilar MPR.
Di tengah ratusan penggiat LPLQ hadir Wakil Ketua MPR H. Yandri Susanto S.Pt., Menteri Perdagangan Dr (HC) Zulkifli Hasan SE., MM., Ketua Umum LPLQ H. Fathoelbaary Sitepu SH., dan Sekjen LPLQ Sugiharto Parikesit SH.
Di awal sambutan Yandri Susanto, yang juga menjadi Ketua Dewan Pembina LPLQ, mengucapkan selamat datang kepada peserta yang mengikuti berbagai kegiatan di Komplek Gedung MPR/DPR. “Saya haqul yakin masih banyak peserta yang baru kali pertama ke sini,” ujarnya. “Alhamdulillah hari ini bisa merasakan suasana komplek parlemen,” tambahnya.
Dikatakan oleh pria asal Bengkulu itu, dari gedung milik rakyat inilah dilahirkan kebijakan-kebijakan pro umat. “Salah satunya saat ini kita tengah memuliakan Al Qur’an,” tuturnya.
Berkhidmat pada kegiatan ini disebut sebagai ladang amal yang baik. “Kita berkhidmat memberantas buta huruf Al Qur’an,” ujarnya. Berkhidmat di jalan ini harus sungguh-sungguh sebab Yandri Susanto haqul yakin siapapun yang menjaga Al Qur’an, Insha Allah akan dijaga oleh Allah. “Siapapun yang memuliakan Al Qur’an pasti akan dimuliakan oleh Allah,” tuturnya. Untuk itu dirinya mengucapkan selamat kepada pengurus LPLQ yang baru saja dilantik. Diharap selanjutnya mereka bekerja sungguh-sungguh.
Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu mendukung dan menginiasi acara itu sebab saat ini 72 persen umat Islam di Indonesia masih mengalami buta aksara Al Quran. Hal demikian disebut sangat mengkhawatirkan. “Bayangkan umat Islam yang mayoritas di Indonesia mengalami persoalan yang serius seperti ini,” paparnya.
Dengan dilantiknya DPP LPLQ dirinya berharap kepada semua pihak, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah untuk menyambut gerakan ini. Ini penting karena bila tidak didukung maka gerakan yang ada akan susah berjalan. Buta aksara yang mencapai 72 persen diakui sangat tinggi. Artinya dua pertiga umat Islam tidak bisa baca Al Qur’an.
Menurut Yandri Susanto, bila umat Islam tidak paham dan tidak bisa membaca Al Qur’an bagaimana mereka bisa mengerti kitab sucinya. “Sejatinya orang Islam wajib atau fardu ain bisa membaca Al Qur’an,” tegasnya. “Untuk itu kita gaungkan dari Gedung MPR/DPR pemberantasan buta aksara Al Qur’an,” tambahnya. Dirinya berharap gerakan itu akan berjalan di seluruh pelosok tanah air.
Untuk melakukan gerakan pemberantasan buta aksara, disebut LPLQ melatih penggiat organisasi dengan metode khusus di mana orang bisa cepat membaca Al Qur’an. “Kita cetak buku panduan yang gampang dipahami,” tuturnya. Buku yang dicetak kelak akan disebar ke seluruh Indonesia sehingga gerakan ini benar-benar terasa sampai ke bawah.