Nusantaratv.com - Pemanfaatan teknologi dan dukungan yang kuat dari para pemangku kepentingan faktor penting dalam pengembangan potensi desa wisata.
"Desa wisata dan kampung tematik merupakan solusi potensial bagi pemulihan ekonomi masyarakat pascapandemi," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam sambutannya pada acara Bimbingan Teknis bertema Peningkatan Kualitas Tata Kelola Destinasi Desa Wisata yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di Jepara, Jawa Tengah, Kamis (16/3).
Hadir pada acara tersebut Harwan Ekoncahyo (Plt. Direktur Pengembangan Destinasi I Kemenparekraf), Udi Hartoko (Kepala Desa Pujon Kidul), Samroni Hadiyasa (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Jepara) dan para peserta bimbingan teknis dari sejumlah desa di Jepara.
Menurut Lestari, desa yang memiliki kekayaan berupa bentang alam, keanekaragaman hayati dan budaya, aktivitas lokal dan adat istiadat, termasuk gastronomi, merupakan potensi pariwisata yang potensial.
Apalagi, ujar Rerie sapaan akrab Lestari, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, mengutip pernyataan di laman United Nations World Tourism Organization/UN-WTO (Organisasi Pariwisata Dunia) menyebutkan bahwa perpaduan desa terbaik dan pariwisata menciptakan peluang sekaligus mendorong pembangunan berkelanjutan.
Menurut Rerie, desa wisata merupakan pendorong yang kuat untuk meniti kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan dan geliat ekonomi lokal.
Berdasarkan data Jaringan Desa Wisata (Jadesta) Kemenparekraf, saat ini Indonesia memiliki 3.572 Desa Wisata.
Berdasarkan potensi yang kita miliki tersebut, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu merupakan tugas bersama para pemangku kepentingan untuk membangun kolaborasi yang kuat untuk mempromosikan setiap potensi daerah, dengan memanfaatkan teknologi digital baik media sosial maupun platform lain.
Selain kolaborasi dan promosi, tegas Rerie, pemeliharaan serta pelestarian setiap destinasi wisata patut ditingkatkan untuk menarik semakin banyak pengunjung.
Menurut Rerie, sosialisasi dan pengelolaan mesti ditempatkan dalam koridor pembelajaran aktif dan peningkatan kreativitas.
Pembelajaran , tegasnya, memungkinkan setiap pelaku wisata dan pengembang desa wisata menemukan cara-cara efektif untuk mengelola setiap potensi desa melalui inovasi.