Nusantaratv.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendorong Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) untuk melahirkan koperasi syariah, yang bergerak pada bidang simpanan, pembiayaan, dan investasi berdasarkan penerapan sistem bagi hasil (syariah). Sehingga bisa berkontribusi mengembangkan potensi ekonomi syariah, yang menurut laporan State of the Global Islamic Economy 2020/21 mencapai Rp 2.937 triliun.
"Besarnya potensi ekonomi syariah tidak lepas dari jumlah pemeluk Islam di Indonesia yang mencapai 87,2 persen dari populasi. Terlebih Indonesia juga telah naik ke peringkat 4 dari peringkat 5 dunia untuk pengembangan keuangan syariah setelah Malaysia, Saudi Arabia dan Uni Emirat Arab. Sementara, aset keuangan syariah di Indonesia menempati peringkat 7 dunia dengan total aset sebesar USD99 miliar," ujar Bamsoet usai menerima pengurus SEMMI, di Jakarta, Senin (17/1/2022).
Pengurus SEMMI yang hadir antara lain, M Saputra Adhi Lesmana, Selsia Olivia, Andi In'Amul Hasan, dan Ahmad Marzuki.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI Bidang Hukum & Keamanan ini menjelaskan, banyaknya pondok pesantren (Ponpes) juga menjadi penguat sekaligus motor penggerak yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan koperasi syariah. Berdasarkan data Kementerian Agama, jumlah Ponpes di Indonesia pada 2020 berjumlah 28.194 dengan 44,2 persen di antaranya berpotensi ekonomi.
"Untuk mengakomodasi kemandirian pesantren, Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama (Direktorat PD Pontren) pada tahun 2020 telah menyusun Peta Jalan Kemandirian Pesantren. Menunjuk secara bertahap sejumlah pesantren untuk didorong menjadi pesantren mandiri. Untuk lima tahun pertama, dirumuskan 100 pesantren menjadi piloting pada tahun 2021, lalu 500 pesantren di 2022 serta masing-masing 1.500 pesantren pada 2023 dan 2024," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Keamanan dan Pertahanan KADIN Indonesia ini menekankan, memajukan penduduk muslim melalui berbagai produk maupun industri berbasis syariah bukanlah untuk memusuhi penduduk agama lain. Melainkan sebagai alternatif jalan keluar atas kondisi dunia yang sudah karut marut akibat terlalu lama dirundung kapitalisme dan liberalisme, yang menjadikan si kaya semakin melejit, si miskin semakin terhimpit.
"Wajah dunia tidak boleh lagi didominasi pertentangan antara kaya dengan miskin. Melainkan harus diubah menjadi saling tolong menolong, solidaritas antar manusia, yang memberikan kesempatan kepada siapapun menggapai kesejahteraan dan kemakmuran," pungkas Bamsoet.