Jakarta, Nusantaratv.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet), mengajak KADIN Jawa Barat bergotong-rotong membangkitkan perekonomian rakyat. Dia menilai, KADIN Jawa Barat punya kapabilitas, baik sosial, ekonomi, maupun politik untuk meningkatkan produktivitas warga, mengingat KADIN memiliki mitra yang tersebar di 27 kota/kabupaten se-Jawa Barat.
"Terlebih pemerintah provinsi Jawa Barat sudah memetakan tujuh potensi pengembangan ekonomi baru di Jawa Barat, yang dikenal dengan New Economic Jabar. Antara lain, meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok, swasembada pangan, swasembada teknologi, mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan, digital ekonomi, penerapan ekonomi berkelanjutan, dan pariwisata lokal," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Rabu (17/3/21).
Ketua DPR RI ke-20 ini merinci berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) periode Januari hingga Agustus 2020, Jawa Barat tercatat sebagai provinsi penyumbang ekspor tertinggi se-Indonesia, dengan kontribusi 16,28 persen atau sekitar US$ 16,79 miliar terhadap ekspor nasional.
"Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jawa Barat mencatat total realisasi investasi penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), berdasarkan Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) sampai dengan Januari hingga Desember Tahun 2020 yang direalisasikan oleh para investor di 27 kabupaten/kota mencapai Rp 120,4 triliun," papar Bamsoet.
Meski tahun 2020 menjadi tahun terberat, namun Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia ini yakin dengan bahu-membahu para pengusaha bersama masyarakat bisa menyelamatkan perekonomian. Karenanya, tahun 2021 ini harus dihadapi dengan penuh optimisme.
"BPS Jawa Barat melaporkan pertumbuhan ekonomi Jawa Barat secara keseluruhan di tahun 2020 terkontraksi minus 2,44 persen. Bank Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Barat memprediksi pada tahun 2021 ini pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat bisa tumbuh hingga 5,5%," ucapnya
"Prediksi tersebut bisa tercapai apabila seluruh kalangan, dari mulai pengusaha, masyarakat, dan pemerintah daerah hingga pusat bergotong-royong. Tidak berjalan sendiri-sendiri," pungkasnya