Nusantaratv.com - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menyoroti masih adanya ketimpangan akses antara negara maju dan negara berkembang dalam mendapatkan pasokan vaksin Covid-19. Dari sekitar 5,7 miliar dosis vaksin yang terdistribusi secara global, hanya sekitar 2 persen yang disalurkan ke Afrika. Hingga September 2021, jumlah warga di benua Afrika yang telah mendapatkan vaksinasi kurang dari 3,5 persen. Sangat kontras jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang lebih dari 80 persen populasinya telah divaksinasi.
"Merujuk semangat Dasasila Bandung yang dilahirkan pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955, maka atas nama peri kemanusiaan, peri keadilan, dan solidaritas antar bangsa, ketidaksetaraan dan ketimpangan tersebut adalah musuh bersama yang harus kita hadapi dengan dengan semangat kebersamaan dan gotongroyong," ujar Bamsoet saat menjadi Keynote Speech dalam 'Second World Congress Asian African Youth Government 2021' (Kongres Kedua Pemerintahan Pemuda Asia Afrika), secara virtual dari Jakarta, Jumat (17/12/2021).
Turut serta antara lain Ketua DPD RI La Nyalla Mattalitti, Gubernur Jawa Barat RIdwan Kamil, Plt Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga Jonni Mardizal, Presiden Pemuda Asia Afrika Beni Pramula, Ketua Panitia Penyelenggara Kongres ke-2 Pemerintahan Pemuda Asia-Afrika Saddam Al-Jihad, serta para Duta Besar Negara Sahabat dan Perwakilan Organisasi Internasional.
Ketua DPR RI ke-20 ini menekankan, penyelenggaraan Second World Congress Asian African Youth Government 2021 yang mengusung tema Asian-African Youth Collaboration Against Covid-19 and Beyond, harus dapat menggugah semangat generasi muda dari negara-negara Asia dan Afrika, untuk tidak saja menyuarakan pentingnya sinergi dan kolaborasi dalam menghadapi pandemi Covid-19 dan berbagai tantangan kebangsaan ke depan. Sekaligus melakukan tindakan nyata yang dimanifestasikan dalam berbagai program kerja yang membumi.
"Pandemi Covid-19 tidak hanya menyebabkan pertumbuhan ekonomi global merosot hingga terkontraksi minus 3,2 persen, meluluhlantakkan perdagangan internasional yang terkontraksi minus 8,3 persen, hingga menyebabkan resesi terburuk dalam sejarah sejak Perang Dunia II dan dampak yang ditimbulkan lebih buruk dari dampak the Great Depression pada tahun 1930-an. Pandemi Covid-19 juga turut menghadirkan pandemi moral berupa terpinggirkannya nilai-nilai luhur, kearifan lokal, dan jati diri bangsa. Dampak kerusakannya bisa jauh lebih dahsyat, sebagai ancaman kasat mata yang tidak terdeteksi diagnosa medis," tandas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini menjelaskan, atas dasar itulah, selain menggencarkan vaksinasi kesehatan, bangsa Indonesia juga menggencarkan vaksinasi ideologi menggunakan vaksin Empat Pilar MPR RI untuk meningkatkan imunitas masyarakat agar memiliki kekebalan dalam menghalau nilai-nilai asing yang mengancam jati diri dan karakter keIndonesiaan. Empat Pilar MPR RI terdiri dari Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara; Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi negara; Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sebagai bentuk negara; dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan negara.
"Dalam Konferensi Asia Afrika 1955, Presiden Soekarno turut mengenalkan Pancasila kepada para peserta dari 29 negara di Asia dan Afrika. Karena Pancasila, penduduk Indonesia hingga hari ini bisa terus hidup damai. Padahal Indonesia memiliki lebih dari 270 juta jiwa, yang hidup tersebar dalam negara kepulauan, memiliki tingkat kemajemukan yang sangat tinggi, terdiri dari 1.340 suku, berbicara dalam 733 bahasa, dan menganut 6 agama serta puluhan aliran kepercayaan," jelas Bamsoet.
Kepala Badan Bela Negara FKPPI ini menerangkan, pasang surut dan jatuh bangun untuk membangun ikatan kebersamaan tersebut telah dilalui dan dijadikan pembelajaran bagi segenap elemen bangsa. Merujuk pada data Charities Aid Foundation (CAF) World Giving Index 2021, di masa pandemi Covid-19 yang melanda dunia, Indonesia menempati peringkat pertama sebagai negara paling dermawan di dunia, dengan tingkat sukarelawan negara lebih banyak tiga kali lipat dari rata-rata global.
Semangat kebersamaan dan gotongroyong dalam menghadapi pandemi, bersumber dari nilai-nilai luhur yang diyakini bersama. Bangsa Indonesia beruntung mempunyai Pancasila, sebagai dasar negara, ideologi, dan pandangan hidup bangsa. Pancasila telah menjadi 'titik temu' bagi keberagaman suku bangsa. Pancasila merepresentasikan nilai- nilai universal yang dapat diterima semua golongan, dan mengakomodir segenap kepentingan.
"Nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan, demokrasi dan permusyawaratan, serta keadilan sosial, adalah nilai-nilai universal yang kami yakini juga akan diterima oleh masyarakat global. Dan dalam konteks ini, saya berharap nilai-nilai luhur Pancasila ini juga dapat menginspirasi dan menjiwai penyelenggaraan Kongres Pemuda Asia Afrika pada hari ini," pungkas Bamsoet.