Ketua MPR Ajak Kelompok Cipayung Plus Pikirkan Pembangunan Nasional Berkelanjutan

Nusantaratv.com - 12 Januari 2022

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo.

Penulis: Mochammad Rizki

Nusantaratv.com - Sekitar seratus mahasiswa dan pelajar yang berasal dari Kelompok Cipayung Plus, pada Selasa, 11 Januari 2022, memenuhi Ruang Delegasi, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta. Kehadiran organisasi yang menghimpun HMI, GMNI, PMII, GMKI, PMKRI, IMM, KAMMI, PII, LMND, KMHDI, Hikmabudhi, dan Hima Persis ke komplek parlemen itu selain untuk mengikuti Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika atau yang lebih dikenal dengan Empat Pilar MPR, juga menyampaikan catatan awal tahun.
 
Hadir dalam kegiatan, Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet) dan para ketua umum dari masing-masing organisasi mahasiswa dan pelajar itu. Dalam kegiatan yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat, masing-masing ketua umum organisasi mahasiswa dan pelajar menyampaikan pandangan, masukan, kritik, dan dukungan terhadap berbagai permasalahan dan kebijakan yang telah dilakukan oleh pemerintah termasuk dukungan kepada MPR dalam melakukan Sosialisasi Empat Pilar.
 
Di hadapan organisasi ekstra kampus itu, Bambang Soesatyo menceritakan pengalaman dirinya hingga menjadi Ketua MPR. Diungkapkan, dirinya juga pernah mengikuti proses perkaderan di HMI. Sebagai politisi, pria yang akrab dipanggil Bamsoet itu mengatakan tidak mudah untuk menjadi wakil rakyat. Ia mengatakan untuk bisa duduk menjadi wakil rakyat, harus beberapa kali ikut dalam pemilu legislatif. Tidak terpilih dalam pemilu menurutnya tidak membuat dirinya putus asa. “Paling penting dalam hidup itu adalah tak boleh menyerah”, tegasnya.
 
Keuletan dirinya mengikuti pemilu akhirnya berbuah manis. Selain terpilih menjadi wakil rakyat, Bamsoet tidak hanya menjadi anggota biasa namun dirinya pernah menjadi ketua komisi, Ketua DPR, hingga Ketua MPR.
 
Dalam kesempatan itu, Politisi Partai Golkar itu menyatakan merasa bangga bisa bertemu dengan generasi muda. Dirinya senang dan bangga sebab masih ada kalangan muda yang peduli pada masa depan bangsa dan negara serta memikirkan apa yang perlu dilakukan untuk menjaga dan merawat keberadaannya. “Di pundak kalian nasib bangsa dan negara ditentukan”, tuturnya.
 
Bamsoet yakin dalam dunia politik akan terjadi regenerasi. Dirinya optimis setelah melihat pidato-pidato dari para ketua umum organisasi mahasiswa dan pelajar itu. Dua hingga tiga pemilu yang akan datang, Bamsoet yakin bahwa generasi muda yang di depannya akan menggantikan politisi-politisi yang saat ini duduk di Senayan. “Kalian yang nanti akan menggantikan diri saya”, ujarnya.
 
Sebagai bangsa yang besar, para anggota Kelompok Cipayung Plus didorong untuk memaksimalkan atau memanfaatkan potensi yang ada di Indonesia. Selain sumber daya alam, bonus demografi yang ada diharapkan untuk dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Dirinya tidak ingin Indonesia seperti Brasil yang gagal memanfaatkan bonus demografi. “Perlu seperti Korea Selatan yang sukses memanfaatkan bonus demografi”, ungkapnya.
 
Untuk mencapai itu, menurut Bamsoet bangsa ini membutuhkan panduan atau blue print dalam melaksanakan pembangunan nasional. “Agar setiap pergantian kekuasaan, panduan pembangunan tak berubah”, tuturnya. Disebutkan dalam masa Presiden Soekarno ada program pembangunan semesta. Pada masa Presiden Soeharto ada GBHN.
 
Selepas Orde Baru diakui bangsa ini tidak memiliki haluan pembangunan nasional. Pembangunan yang ada diserahkan kepada visi dan misi presiden terpilih. Akibat yang demikian menurutnya tidak ada kekonsistenan atau kesinambungan pembangunan. “Sebab visi dan misi setiap presiden tidak sama,” ungkapnya. Dampak dari hal yang demikian menimbulkan kerugian uang rakyat di mana dicontohkan adanya pembangunan-pembangunan yang mangkrak. “Hal demikian tak boleh terjadi, setiap pembangunan harus diselesaikan”, tegasnya.
 
Untuk itulah Bamsoet kembali menegaskan di sinilah pentingnya haluan pembangunan nasional. Dikatakan, Singapura yang luasnya tidak lebih dari Jakarta pun juga memiliki haluan pembangunan. Dari haluan pembangunan yang dimiliki, negara tersebut dari waktu ke waktu tetap eksis bahkan wilayahnya semakin meluas.
 
Pentingnya haluan pembangunan nasional itulah yang membuat Bamsoet mengajak kepada Kelompok Cipayung Plus untuk ikut memikirkannya.

0

(['model' => $post])

x|close