Nusantaratv.com-Wakil Ketua MPR RI Prof. Dr. H. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA., yang akrab disapa Syarief Hasan mengingatkan masyarakat supaya berperan aktif dalam pemilu 2024. Dengan cara, datang ke tempat pemungutan suara pada 14 Februari 2024, untuk memberikan suaranya, memilih pemimpin Indonesia di masa mendatang, baik Presiden beserta wakilnya, anggota DPR, DPD maupun DPRD.
Keikutsertaan masyarakat memberikan suara pada pemilu, kata Syarief Hasan, merupakan salah satu bentuk tanggung jawab sebagai warga negara. Apalagi kedaulatan negara ada di tangan rakyat. Rakyatlah yang berhak menentukan siapa pemimpinnya, melalui mekanisme pemilihan umum.
"Pilihlah pemimpin yang bisa membawa negara kita semakin maju, dibanding sebelumnya. Baik itu Presiden, DPR juga DPD," kata Syarief Hasan.
Pernyataan tersebut disampaikan Syarief Hasan, saat membuka Program pengobatan gratis dan pemberian makanan tambahan bagi balita dan ibu hamil. Acara tersebut berlangsung di Kampung Cinuti, Desa Sukasari, Kecamatan Karang Tengah, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Rabu (30/8/2023).
Menyangkut temuan Indonesia Corruption Watch (ICW), terkait adanya sejumlah nama mantan terpidana korupsi, dalam daftar calon sementar (DCS), baik DPR maupun DPD RI, Syarief Hasan menyilakan masyarakat untuk menilainya. Apalagi masalah mantan narapidana korupsi, itu sudah diatur dalam undang-undang.
"Setelah mereka melalui masa transisi dan asimilasi, maka UU memeperkenankan bagi mereka mengajukan diri untuk dipili. Jadi sekarang dikembalikan ke rakyat, sebagai pemegang kedaulatan," ujar politisi Partai Demokrat itu.
Dalam sistem pemilu yang transparan seperti sekarang, menurut Syarief Hasan, independensi rakyat sangat menentukan. rakyat diberi kebebasan untuk memilih, siapapun calon yang dikehendaki. Tidak boleh ada pengekangan, harus ini atau itu. Rakyat bebas menentukan.
"Silakan memilih calon-calon yang terbaik, bisa dipercaya, punya kualitas dan integritas, sesuai pilihan hati nurani masing-masing. Semua ini rakyat sudah tahu, termasuk resikonya, jika mereka salah dalam memilih," tutup Syarieh Hasan.