Nusantaratv.com - Wakil Ketua MPR Dr. H.M. Hidayat Nur Wahid, MA, mengatakan Konferensi Internasional Ketua Majelis Permusyawaratan, Majelis Syura, atau Nama Sejenis Lainnya dari Negara-Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam yang diselenggarakan MPR antara lain akan membicarakan pembentukan Forum MPR Dunia selain membahas maksimalisasi peran lembaga-lembaga keparlemenan untuk penguatan demokrasi, kemakmuran warga dan perdamaian dunia, juga dalam rangka menguatkan kerja sama dan peran lembaga-lembaga keparlemenan, dalam hal ini lembaga MPR, lembaga sejenis dan setara dengan MPR.
"Lembaga MPR, lembaga sejenis atau setara dengan MPR selama ini belum terwadahi secara maksimal dalam organisasi parlemen yang ada, seperti organisasi parlemen internasional atau Parliamentary Union, maupun parlemen negara-negara anggota kerja sama Islam, PUIC (Parliamentary Union of the OIC Member States). Padahal keberadaan MPR dan lembaga sejenisnya adalah fakta yang riil, legal dan konstitusional," kata Hidayat Nur Wahid dalam keterangan pers bersama Pimpinan MPR lainnya usai Welcoming Dinner menyambut delegasi konferensi internasional di Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, Senin (24/10/2022).
Turut hadir dalam Welcoming Dinner ini Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua MPR Bambang Soesatyo dan para wakil ketua MPR, yaitu Ahmad Basarah, Jazilul Fawaid, Lestari Moerdijat, Sjarifuddin Hasan, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad, serta Sekretaris Jenderal MPR Ma’ruf Cahyono.
Welcoming Dinner ini dihadiri peserta konferensi yaitu 15 negara dan pimpinan lembaga parlemen seperti MPR, Majelis Tinggi, Majelis Syura, dan Senat, dan dua lembaga internasional, yaitu PUIC (Parliamentary Union of the OIC Members States/PUIC (Uni Parlemen Negara Anggota Organisasi Kerja Sama Islam) dan MWL (Muslim World League atau Liga Muslim Dunia).
Mereka adalah Ketua Majelis Suro Kerajaan Arab Saudi, Dr. Abdullah Muhammed Ibrahim Al-Sheikh, Presiden Dewan Penasihat Kerajaan Maroko, Enaam Mayara, Ketua Senat Republik Arab Mesir, Abdel Wahab Abdel Razeq, Ketua Senat Republik Islam Pakistan, Muhammad Sadiq Sanjrani, Ketua Dewan Nasional Negara Palestina, Rahwi A.M. Fatouh, Wakil Presiden Senat Malaysia, Mohamad Ali bin Haji Mohamad, Wakil Ketua Dewan Bangsa Republik Demokratik Rakyat Aljazair, Salim Chenoufi.
Hadir pula Deputi Pertama Ketua Dewan Suro Kerajaan Bahrain, Jamal Mohamed Fakhro, Wakil Presiden Kedua Majelis Republik Mozambik, Saide Fidel, Wakil Ketua Dewan Suro Republik Yaman, Abdullah Mohammed Abulghaith Qibab, Anggota Majelis Agung Nasional Republik Turki, Orhan Atalay, Ketua Komisi Keamanan Nasional dan Kebijakan Luar Negeri Majelis Permusyawaratan Islam Republik Islam Iran, Dr. Abolfazl Amoei, Anggota Parlemen Republik Irak, Haider M. Habeeb Majeed Al-Khumais, Anggota Senat Kerajaan Yordania Hasyimiyah, Dr. Mustafa Al-Barari, dan Sekretaris Jenderal Persatuan Parlemen Negara Anggota OKI, Mouhamed Khourchi NIASS, Supervisor Liga Muslim Sedunia Untuk Asia dan Australia serta Direktur Liga Muslim Dunia di Indonesia, Abdurrahman Muhammad Amin Al Khayyat.
HNW, sapaan Hidayat Nur Wahid, mengungkapkan berbagai Ketua delegasi dan Sekjend Parlemen OKI peserta konferensi internasional lainnya, secara informal sudah menyampaikan dukungan terhadap inisiatif MPR RI, dan Selasa siang nanti akan secara resmi membahas tema ini dalam semangat komitmen, kerja sama, dan memaksimalkan forum MPR atau forum yang sejenis dengan MPR.
"Alhamdulillah, ada 15 negara dan pimpinan lembaga parlemen seperti MPR, Majelis Syura, Majelis Tinggi, Senat. Mereka hadir untuk bersama-sama menyepakati komitmen, kerja sama, dan memaksimalkan forum MPR atau forum yang sejenis dengan MPR tersebut," ujarnya.
HNW menambahkan MPR sengaja memilih dan menyelenggarakan konferensi internasional ini di kota Bandung, kota bersejarah tempat Konferensi Asia Afrika pada tahun 1955.
"Penyelenggaraan konferensi internasional ini di Bandung untuk menghadirkan terus menerus nama Indonesia yang harum di mata dunia. Semua delegasi tadi menyampaikan terima kasih karena Bandung dijadikan tempat konferensi internasional ini, karena mereka teringat apa yang dahulu dilakukan oleh pendahulu mereka, presiden mereka. Mereka sangat berharap bisa merasakan aura itu dan melanjutkan peran bersejarah itu," katanya.
HNW berharap dengan pembentukan Forum MPR Dunia maka peran seluruh lembaga keparlemenan bisa dilibatkan secara maksimal menghadapi dunia yang semakin penuh dengan tantangan dan juga peluang.
"Dari forum ini tentu kita berharap akan menghadirkan kontribusi yang lebih baik lagi dari lembaga-lembaga keparlemenan, termasuk MPR dan lembaga-lembaga sejenisnya, untuk perbaikan dan kemajuan demokrasi dan kerja sama antar lembaga-lembaga parlemen yang ada. Dan juga menguatkan peran MPR RI sebagaimana amanat pembukaan UUD NRI 1945," pungkasnya.