Dunia tanpa Diskriminasi untuk Masa Depan yang Lebih Baik

Nusantaratv.com - 15 November 2022

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat memberikan sambutan dalam W20 Post-Summit Meeting di Nusa Dua, Bali./Dok MPR
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat memberikan sambutan dalam W20 Post-Summit Meeting di Nusa Dua, Bali./Dok MPR

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com - Slogan Woman 20 (W20) Recover Together, Equally harus menjadi seruan untuk terus bergerak dalam kebersamaan secara setara dalam proses pemulihan pascapandemi baik dalam skala lokal maupun global.

Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat menegaskan hal itu pada kata sambutannya dalam W20 Post-Summit Meeting bertema Recover Together, Equally di Nusa Dua, Bali, Minggu (13/11/2022).

Forum W20 merupakan Engagement Group G20 yang membentuk jaringan pemberdayaan perempuan untuk mendorong pengadopsian komitmen G20 dalam isu perempuan.

"Pemberdayaan bagi perempuan di seluruh dunia terus menghadapi hambatan besar terutama selama pandemi Covid-19," ujar Lestari.

Per September 2022, data United Nations Department of Economic and Social  Affairs (UN DESA) terkait progres pembangunan berkelanjutan mencatat, secara global  terdapat 380 juta perempuan dan anak perempuan yang hidup dalam kemiskinan ekstrem.

Sejumlah 1,3 miliar perempuan dan anak perempuan dalam usia produktif hidup tidak punya pilihan untuk menentukan yang terbaik terhadap hidupnya dan sebesar 54% perempuan hidup dalam situasi krisis serta tidak memiliki pendidikan yang memadai. Bahkan, sebanyak 49% perempuan di kota besar tidak aman keluar pada malam hari.

Kondisi semakin memprihatinkan pada akhir tahun 2021, sebanyak 44 juta perempuan dan anak perempuan mengalami perang, konflik dan kekerasan terhadap hak-hak dasarnya.

Berdasarkan kenyataan tersebut, tambah Rerie, sapaan akrab Lestari, W20 melalui KTT W20 dengan tema “En Route to Gender Equality for Gender Welfare” berkomitmen menjembatani kesenjangan disparitas gender.

Presidensi W20 Indonesia, tegasnya, memperkuat isu prioritas dalam bentuk action plan yang memuat 3 isu utama, yaitu akuntabiltas untuk Implementasi G20 lewat  empower KPI (Key Performance Indicators), sebuah dashboard untuk mengukur  efektifitas kepemimpinan perempuan di sektor swasta.

Selain itu, peningkatan ketrampilan dan mendorong sektor swasta untuk turut membantu pembiayaan bagi UMKM sebagai perempuan penggerak pertumbuhan ekonomi dan  membangun ketahanan digital dan ketrampilan digital bagi perempuan pelaku UMKM.

Perempuan, tegas Rerie, anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan pembangunan ekonomi pascapandemi COVID-19 melalui Usaha  Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM).

Sektor UMKM, ujar Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu, merupakan bisnis esensial yang dimiliki dan dijalankan oleh perempuan khususnya di Indonesia.

Saat ini, tambahnya, tercatat perempuan Indonesia mengelola sebesar 52% dari total 63,9 juta usaha mikro, 56% dari 193 ribu usaha kecil. Perempuan Indonesia juga mengembangkan 34% dari 44 ribu usaha menengah.

Forum W20, tegas Rerie, mesti menjadi corong untuk terus menyuarakan ragam persoalan yang dihadapi perempuan termasuk memperhatikan ketidakadilan dan kemiskinan struktural yang dialami perempuan di pedesaan, mendukung pemenuhan hak-hak masyarakat lokal, menggalakkan gerakan pelestarian lingkungan dan mengembalikan setiap inisiatif membangun dunia berbasis kearifan lokal (local wisdom).

Pertemuan W20, jelas Rerie, melahirkan komunike yang meminta agar pemimpin G20 untuk berkomitmen menerapkan roadmap Brisbane target, menciptakan jaringan gender data G20 dan W20 outcome dashboard, serta mengembangkan dan meningkatkan strategi nasional berbasis nilai-nilai kesetaraan gender.

"Dibutuhkan kolaborasi yang solid antara pemerintah, swasta dan masyarakat serta semua pihak untuk mewujudkan komitmen tersebut," ujarnya.

Apa yang dilakukan sekarang, tegas Rerie, bukanlah akhir tetapi awal dari perjalanan panjang untuk mewujudkan tujuan ke 5 SDGs untuk mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan semua perempuan dan anak perempuan.

Pada kesempatan itu, Rerie juga mengajak para hadirin sekali lagi menyaksikan video berjudul The Girl Effect, yang memaparkan sejumlah fakta penting berbagai masalah yang masih dihadapi perempuan di dunia.

Melalui video yang diputar, Rerie menekankan pentingnya menyelamatkan anak perempuan hari ini untuk menyelamatkan generasi penerus di masa datang. 

 

0

(['model' => $post])