Nusantaratv.com - Ketua MPR RI sekaligus Wakil Ketua Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo menekankan Indonesia berharap konflik berkepanjangan yang terjadi di Yaman bisa segera berakhir secepat mungkin. Terlebih sebagaimana disampaikan Wakil Ketua Dewan Syuro Republik Yaman H.E Mr. Abdullah Mohammed Abulghaith Qibab, bahwa pemerintah Yaman bersedia berdialog dengan kelompok Houthi untuk segera mengakhiri konflik tersebut.
Indonesia sangat menghormati kedaulatan setiap negara, sekaligus menentang berbagai tindakan pemberontakan maupun penjajahan yang dilakukan oleh berbagai kalangan yang dapat mengganggu stabilitas kedaulatan sebuah negara merdeka. Sebagaimana ditegaskan dalam pembukaan konstitusi UUD NRI 1945, bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan.
"Pembukaan konstitusi UUD NRI 1945 juga mengamanatkan bahwa tujuan pemerintahan negara Indonesia salah satunya untuk ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Kedua amanat konstitusi inilah yang mendorong MPR RI menggagas pembentukan Forum for World Consultative Assembly (Forum Consultative Assembly) untuk memaksimalkan fungsi diplomasi keparlemenan guna berkontribusi untuk mewujudkan perdamaian, peradaban, toleransi, dan solusi atas berbagai masalah yang dihadapi dunia," ujar Bamsoet usai menerima Wakil Ketua Dewan Syuro Republik Yaman H.E Mr. Abdullah Mohammed Abulghaith Qibab, disela Konferensi Internasional pembentukan Forum Consultative Assembly, di Bandung, Senin Malam (24/10/22).
Turut hadir antara lain, Duta Besar Republik Yaman untuk Indonesia Mr. Abdulghani Nassr Ali Al Shamiri, serta Kepala Kantor Wakil Ketua Dewan Syuro Republik Yaman Mr. Gaber Hebat Allah Gaber. Hadir pula para pimpinan MPR RI antara lain Ahmad Basarah, Hidayat Nur Wahid, Arsul Sani, dan Fadel Muhammad.
Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI bidang Hukum, HAM, dan Keamanan ini juga mengapresiasi dukungan Yaman terhadap gagasan MPR RI membentuk Forum Consultative Assembly. Melalui Forum ini, Yaman dan juga berbagai negara lainnya diberikan waktu untuk menyampaikan pendapatnya tentang kondisi apapun yang dihadapi dunia, termasuk tentang konflik yang terjadi di negaranya. Sehingga nantinya Forum bisa berkontribusi mencarikan solusi yang komprehensif dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi berbagai negara dunia.
"Dukungan Yaman tersebut tidak lepas dari hubungan bilateralnya dengan Indonesia selama ini sudah terjalin dengan baik, karena kedua bangsa memiliki kaitan emosional dan historis, khususnya terkait dengan sejarah penyebaran agama Islam ke Indonesia di masa lampau. Kerjasama Indonesia dan Yaman selama ini terfokus pada penguatan kerjasama ekonomi serta peningkatan diplomasi sosial budaya. Selama periode 1990-2015, hubungan perdagangan Indonesia dan Yaman telah meningkat cukup pesat. Bahkan di bidang pendidikan dan keagamaan telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif karena kedua negara telah memiliki payung hukum kerjasama tersebut. Namun kemudian menjadi tersendat akibat konflik di Yaman yang terus berkelanjutan khususnya pada periode 2014-2015," jelas Bamsoet.
Wakil Ketua Umum Pemuda Pancasila dan Kepala Badan Hubungan Penegakan Hukum, Pertahanan dan Keamanan KADIN Indonesia ini menerangkan, MPR RI menyambut baik berbagai permintaan Yaman kepada Indonesia. Antara lain, tawaran agar Indonesia bisa memanfaatkan tenaga pendidik dari Yaman yang bergelar doktor hingga profesor untuk mengajar di Indonesia, karena akibat konflik berkepanjangan mereka mereka tidak bisa mengajar di Yaman. Yaman juga meminta bantuan Indonesia untuk memberikan beasiswa kepada rakyatnya untuk menempuh pendidikan di Indonesia. Khususnya di berbagai disiplin ilmu yang dapat berguna untuk membangun kembali Yaman pasca konflik, seperti di bidang studi arsitektur dan teknik.
"Sebagai sahabat, MPR RI akan mendorong pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri untuk memberikan perhatian lebih terhadap rakyat Yaman. Dasarnya adalah kemanusiaan, membantu saudara kita yang sedang mengalami musibah, tanpa perlu mencampuri urusan dalam negerinya," pungkas Bamsoet.