Nusantaratv.com - Waspadai dampak gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan langkah strategis yang mampu menekan angka pengangguran lewat sejumlah program yang mampu mendorong produktivitas masyarakat.
"Mengedepankan setiap peluang yang mampu terus meningkatkan produktivitas masyarakat harus direalisasikan untuk menjawab ancaman potensi gelombang resesi yang membayangi dunia," kata Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat dalam keterangan tertulisnya, Selasa (11/10).
Data Center of Economic and Law Studies (Celios) memproyeksikan tingkat pengangguran terbuka pada tahun depan sebesar 5,9% hingga 6% atau lebih tinggi dibandingkan dengan data per Februari 2022 yang hanya sebesar 5,83%.
Sementara itu Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai, inflasi global yang sangat tinggi yang sudah mencapai 9%-10%, menjadi penyebab ramainya PHK di perusahaan dalam negeri.
Kesiapan dalam menghadapi proyeksi tersebut, ujar Lestari, harus dikedepankan dan menjadi perhatian bersama agar dampaknya tidak sebesar yang diperkirakan.
Perencanaan sejumlah kebijakan untuk mengatasi kondisi tersebut, menurut Rerie, sapaan akrab Lestari, sangat diperlukan untuk tetap membangun optimisme di tengah masyarakat dalam menghadapi ancaman tersebut.
Upaya terus membangkitkan potensi ekonomi setiap daerah, tegas Rerie, yang juga anggota Komisi X DPR RI dari Dapil II Jawa Tengah itu, juga harus dilakukan untuk menghidupkan lebih banyak pusat-pusat ekonomi lokal baru yang diharapkan mampu menopang perekonomian nasional.
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem itu sangat berharap berbagai upaya menghidupkan potensi ekonomi masyarakat dapat meredam ancaman dampak resesi global yang mengimbas ke dalam negeri.
Semangat gotong-royong dan persatuan untuk mewujudkan keadilan sosial, tegas Rerie, harus dibangkitkan dalam mengatasi sejumlah tantangan bangsa di masa depan secara bersama.
Para pemangku kepentingan dan masyarakat, ujarnya, harus bahu membahu membangkitkan setiap potensi yang dimiliki masyarakat agar mampu mendorong bergeraknya perekonomian nasional di tengah ancaman krisis global.