Trump Anggap Pengakuan Palestina sebagai "Hadiah untuk Hamas"

Nusantaratv.com - 24 September 2025

Presiden AS Donald Trump
Presiden AS Donald Trump

Penulis: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Presiden Amerika Serikat Donald Trump melontarkan pernyataan bernada sindiran atas keputusan sejumlah negara di dunia yang mengakui kemerdekaan Plestina. Trrump menilai langkah negara-negara Barat mengakui Palestina sama saja dengan memberi keuntungan bagi Hamas.

"Terus terang, ia (Donald Trump) menganggap ini sebagai hadiah bagi Hamas. Menurutnya, keputusan-keputusan ini hanyalah omong kosong tanpa aksi nyata dari teman dan sekutu kita," kata Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, dalam konferensi pers.

Trump dijadwalkan berpidato pada Sidang Umum PBB, Selasa, 23 September 2025 di mana ia diperkirakan akan menyinggung isu Palestina serta mengkritik lembaga multilateral yang dianggap melemahkan tatanan dunia.

"Presiden juga akan menyinggung bagaimana institusi globalis telah secara signifikan merusak tatanan dunia, dan ia akan menyampaikan visi yang lugas serta konstruktif bagi dunia," jelas Leavitt.

Selain pidato, Trump akan menghadiri pertemuan multilateral dengan sejumlah negara Islam, termasuk Qatar, Arab Saudi, Indonesia, Turki, Pakistan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Yordania.

Akui Negara Palestina

Sementara itu, secara terpisah Presiden Emmanuel Macron mengumumkan bahwa Prancis secara resmi mengakui negara Palestina. Ia menegaskan dukungan negaranya terhadap "perdamaian antara rakyat Israel dan Palestina."

Dilansir dari DW, Rabu, 24 September 2025, Macron menyampaikan hal tersebut dalam pidato pembukaan Sidang Umum PBB di New York pada Senin, 22 September 2025.

"Waktunya untuk perdamaian telah tiba karena kita hampir kehilangan kesempatan untuk meraihnya," ujar Macron.

Ia menambahkan, "Waktunya telah tiba untuk membebaskan 48 sandera yang ditahan oleh Hamas. Waktunya telah tiba untuk menghentikan perang, pengeboman di Gaza, pembantaian, dan pengungsian."

Macron menjelaskan bahwa pembebasan para sandera yang ditangkap Hamas dalam serangan 7 Oktober 2023 ke Israel akan menjadi syarat sebelum Prancis membuka kedutaan besar untuk negara Palestina.

Pengumuman Prancis dilakukan sehari setelah Inggris, Kanada, Australia, dan Portugal lebih dulu mengambil langkah serupa. Hal ini menambah tekanan internasional terhadap Israel terkait perang di Gaza. Otoritas Palestina di Ramallah menyambut baik langkah tersebut.

 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close