Taliban Larang Wanita Afganistan Kuliah di Universitas Kabul

Nusantaratv.com - 29 September 2021

Kaum perempuan di Afganistan berunjuk rasa memprotes kebijakan Taliban/ist
Kaum perempuan di Afganistan berunjuk rasa memprotes kebijakan Taliban/ist

Penulis: Ramses Manurung

Kabul, Nusantaratv.com-Pasca berkuasanya kembali Taliban di Afganistan, sejumlah hak kaum perempuan di negara tersebut mulai ditiadakan. Salah satunya adalah hak untuk mendapatkan pendidikan di tingkat universitas. 

Taliban menyatakan tidak akan mengizinkan lagi para wanita di Afganistan menghadiri kuliah atau bekerja di Universitas Kabul 'hingga lingkungan Islami terbentuk'. Larangan ini menjadi langkah terbaru pemerintahan Taliban dalam mengesampingkan perempuan dalam kehidupan publik.

"Selama lingkungan Islami yang nyata tidak disediakan untuk semua, wanita tidak akan diperbolehkan datang ke universitas atau bekerja. Islam yang utama," tegas Rektor Universitas Kabul, Mohammad Ashraf Ghairat, dalam pernyataan via akun Twitter resminya seperti dikutip dari detik, Rabu (29/9/2021).

Sebelumnya, pada Senin (27/9/2021), Ghairat memposting pernyataan dalam bahasa Pashto bahwa pihak universitas tengah menyusun rencana untuk mengakomodasi mengajar para mahasiswi, namun tidak menyebut lebih lanjut kapan rencana ini akan diselesaikan.

"Karena kekurangan dosen perempuan, kami tengah menyusun rencana agar dosen laki-laki bisa mengajar para mahasiswi dari balik tirai di dalam ruang kuliah. Dengan begitu akan tercipta lingkungan Islami bagi para mahasiswi untuk mendapatkan pendidikan," kata Ghairat.

Menjawab dikritik keras karena dinilai tidak layak menjadi Rektor Universitas Kabul, namun Ghairat menyatakan dirinya sendiri 'memenuhi syarat untuk memegang jabatan ini'.

Baca juga: Terjadi Rush Money, Bos Bank Afghanistan Ungkap Semua Sektor Hampir Runtuh

Ghairat menegaskan dirinya memiliki visi untuk menjadikan Universitas 
Kabul sebagai pusat bagi 'semua Muslim sejati di seluruh dunia untuk berkumpul, meneliti dan belajar' dan 'meng-Islam-kan ilmu pengetahuan modern'.

"Saya ada di sini untuk mengumumkan bahwa kita akan menyambut cendekiawan dan mahasiswa pro-Muslim untuk mendapatkan manfaat dari lingkungan Islami yang nyata," tegasnya.

Apa yang dilakukan Taliban saat ini terhadap kaum perempuan di Afganistan merupakan pengulangan saat mereka berkuasa pada kurun 1996 hingga 2001. Saat itu Taliban memperlakukan perempuan sebagai warga kelas dua, menjadikan mereka sasaran kekerasan, pernikahan paksa dan kehadirannya nyaris tak terlihat di negara tersebut.

Sebenarnya setelah menguasai Afganistan pada Agustus lalu, Taliban berjanji tidak akan menerapkan kembali situasi sarat kekejaman seperti dua dekade lalu.

Namun janji-janji itu tidak ditepati, dengan absennya perwakilan perempuan dari pemerintahan sementara Afghanistan dan perempuan menghilang dari jalanan maupun tempat umum sejak Taliban berkuasa. Tak hanya itu, Taliban juga memerintahkan perempuan meninggalkan tempat kerja mereka. Sekelompok perempuan memprotes pemerintahan yang didominasi laki-laki, petempur Taliban memukuli mereka dengan cambuk dan tongkat.

Sebelumnya, wanita Afghanistan diperbolehkan melanjutkan pendidikan mereka di perguruan tinggi setempat. Namun Taliban mewajibkan pemisahan jenis kelamin di ruang kuliah dan menyatakan para mahasiswi, dosen dan pegawai perempuan wajib memakai hijab sesuai interpretasi Taliban atas syariat Islam.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])