Suzuki Indonesia Resmikan Ekspor Fronx dan Satria, Tegaskan Indonesia sebagai Pusat Produksi Asia Tenggara

Nusantaratv.com - 19 November 2025

Suzuki Fronx diproyeksikan menyumbang 30% dari ekspor mobil. (Foto: Istimewa)
Suzuki Fronx diproyeksikan menyumbang 30% dari ekspor mobil. (Foto: Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi memulai ekspor perdana dua model sekaligus, yakni Suzuki Fronx dan Suzuki Satria, melalui seremoni di Plant Cikarang. 

Langkah ini memperkuat posisi Indonesia sebagai basis produksi dan ekspor kedua model tersebut untuk kawasan Asia Tenggara, sekaligus menunjukkan kemampuan industri otomotif nasional dan rantai pasoknya dalam memenuhi standar global.

President Director PT Suzuki Indomobil Motor - PT Suzuki Indomobil Sales, Minoru Amano, menyatakan ekspor perdana ini merupakan bukti kesiapan Indonesia bersaing di pasar internasional. 

"Kami memproduksi kendaraan berstandar global serta mampu menyesuaikan dengan regulasi negara tujuan. Langkah maju ini menegaskan peran Indonesia sebagai salah satu basis produksi strategis Suzuki di Asia Tenggara," ujar Amano.

Pemerintah, melalui kehadiran Wakil Menteri Perindustrian RI Faisol Riza, memberikan dukungan penuh terhadap komitmen ekspor Suzuki. 

Sinergi antara pemerintah dan industri diyakini dapat memperkuat daya saing otomotif Indonesia di tengah kompetisi global.

Suzuki memperkirakan ekspor Fronx dan Satria akan memberi kontribusi signifikan terhadap devisa negara. Hingga 2027, Suzuki menargetkan pengapalan 30.000 unit Fronx dan 150.000 unit Satria. 

Secara strategis, Fronx diproyeksikan menyumbang 30% dari ekspor mobil Suzuki, sementara Satria diharapkan menyumbang sekitar 60% dari total ekspor sepeda motor pada periode yang sama.

Tahap awal ekspor akan difokuskan ke negara-negara Asia Tenggara. Fronx dihadirkan untuk memenuhi tren SUV yang terus tumbuh secara global, sedangkan Satria diarahkan bagi pasar yang membutuhkan sepeda motor berperforma tinggi.

Dari sisi produksi, Suzuki menegaskan komitmennya terhadap Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dengan kandungan lokal mencapai sekitar 63% untuk Fronx dan 82% untuk Satria. 

PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) resmi memulai ekspor perdana dua model sekaligus, yakni Suzuki Fronx dan Suzuki Satria. (Foto: Istimewa)

Hal ini menunjukkan kesiapan pemasok lokal dalam memenuhi kebutuhan kualitas maupun kuantitas produksi.

Minoru Amano kembali menegaskan komitmen investasi dan ekspor Suzuki. Dia menyebut setiap produk ekspor mencerminkan kualitas industri otomotif Indonesia dan memberikan dampak ekonomi bagi pemasok lokal, tenaga kerja, hingga perekonomian nasional.

"Kami akan terus memperkuat sekaligus mengamankan posisi sentral Indonesia di panggung otomotif dunia," tambahnya.

Jejak Panjang Ekspor Suzuki Indonesia

Sejak memulai ekspor pada 1993 melalui model Carry Futura dan RC100, Suzuki terus memperkuat bisnis globalnya. 

Pada 2025, Suzuki menargetkan ekspor 40.000 unit mobil dan 30.000 unit sepeda motor, mencakup kategori CBU (Completely Built Up) dan CKD (Completely Knock Down).

Sejak awal kiprahnya, Suzuki telah mengapalkan lebih dari 800 ribu mobil dan 1,5 juta sepeda motor ke lebih dari 100 negara di Asia, Amerika Latin, Timur Tengah, Oseania, Afrika, hingga Eropa.

Kesiapan Ekosistem Industri Suzuki

Untuk menjaga stabilitas ekspor, Suzuki mengandalkan fasilitas produksi modern yang terpusat di Bekasi, Jawa Barat. 

Mobil penumpang diproduksi di Plant Cikarang, kendaraan niaga di Plant Tambun 2, dan sepeda motor di Plant Tambun 1.

Suzuki telah menanamkan investasi lebih dari Rp22 triliun untuk memperkuat fasilitas produksinya, termasuk proses pressing, welding, painting, assembling, hingga final inspection. 

Perusahaan juga memproduksi komponen penting seperti mesin, transmisi, dan kursi secara mandiri.

Ekosistem produksi Suzuki didukung oleh lebih dari 800 perusahaan pemasok, dengan 55% di antaranya merupakan investor domestik dan 32% termasuk dalam kategori UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

Dalam memproduksi Fronx, Suzuki menambahkan perangkat manufaktur modern, termasuk penggunaan robot, 3D scanning, serta pengujian fitur Advanced Driving Assistance System (ADAS).

Suzuki juga mengantongi status Authorized Economic Operator (AEO) dari Direktorat Jenderal Bea Cukai, yang menandakan kepatuhan perusahaan terhadap regulasi dan kelancaran aktivitas ekspornya.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

x|close