Studi: Efek Diet Pada Mikrobioma Usus Bisa Tingkatkan Risiko Kanker Usus Besar

Nusantaratv.com - 13 November 2021

Ilustrasi diet. (Istimewa)
Ilustrasi diet. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Diet yang berdampak buruk pada kesehatan mikrobioma usus, yakni bakteri di saluran pencernaan yang membantu tubuh memproses makanan, bisa meningkatkan risiko kanker usus besar.

Hal itu terungkap dalam sebuah penelitian yang diterbitkan JAMA Network Open pada Jumat (12/11/2021), seperti dikutip dari UPI. Data menunjukkan konsumsi daging merah, daging olahan dan produk-produk seperti kentang goreng dan minuman ringan yang berlebihan, ditambah dengan rendahnya asupan buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, meningkatkan kemungkinan seseorang terkena kanker usus besar dan rektum sebesar 27 persen.

Sedangkan daging merah dan olahan serta makanan lain yang tinggi lemak dan protein, yang mengandung belerang makanan, meningkatkan produksi bakteri usus untuk memetabolismenya, atau mengubahnya menjadi energi bagi tubuh. Metabolit ini, yang menjadi bagian dari mikrobioma usus, dapat meningkatkan peradangan, merusak DNA tubuh, serta meningkatkan risiko pertumbuhan tumor usus besar dan dubur.

"Ada penelitian yang menunjukkan diet dan apa yang Anda makan dapat meningkatkan risiko kanker kolorektal," kata rekan penulis studi Dr. Andrew T. Chan kepada UPI.

"Apa yang kami pelajari adalah alasan mengapa makanan ini dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kolorektal adalah karena efeknya pada mikrobioma usus," lanjut Chan, yang juga ahli gastroenterologi di Rumah Sakit Umum Massachusetts di Boston, Amerika Serikat (AS).

Sementara itu, lebih dari 140.000 orang di AS didiagnosis setiap tahun dengan kanker kolorektal, atau tumor di usus besar atau rektum, dan sekitar 50.000 meninggal karena penyakit itu setiap tahun, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

Obesitas, atau kelebihan berat badan yang parah, tampaknya meningkatkan risiko seseorang terkena kanker ini, sementara konsumsi makanan yang kaya serat dan nutrisi lain dapat menurunkannya, menurut penelitian.

Untuk penelitian ini, Chan dan rekan-rekannya menganalisis data pada lebih dari 210.000 orang dewasa, sekitar 3.200 di antaranya mengembangkan kanker kolorektal.

Pada sekitar 500 peserta, lebih dari 300 di antaranya adalah laki-laki, mereka menguji efek dari apa yang mereka sebut diet mikroba belerang, yang terdiri dari makan banyak minuman rendah kalori, kentang goreng, daging merah dan daging olahan.

Peserta dalam diet ini juga makan lebih sedikit buah-buahan, sayuran kuning, biji-bijian, kacang-kacangan, sayuran berdaun dan sayuran silangan, kata para peneliti.

Kandungan makanan peserta dipantau menggunakan kuesioner frekuensi makanan. Setelah profil genetik bakteri usus peserta ini, para peneliti mengidentifikasi 43 bakteri yang memetabolisme sulfur.

Kehadiran bakteri pemetabolisme sulfur ini dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kolorektal pada peserta ini, data menunjukkan. "Temuan ini menunjukkan diet dapat digunakan untuk memodifikasi bakteri usus sehingga berpotensi mengurangi risiko kanker ini," tukas Chan, yang juga profesor kedokteran di Harvard Medical School.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])