Ribuan Wanita di Norwegia Alami Gangguan Menstruasi Setelah Divaksin Covid-19, di RI Bagaimana?

Nusantaratv.com - 05 November 2021

Para perempuan antusias mengikuti vaksinasi covid-19/ist
Para perempuan antusias mengikuti vaksinasi covid-19/ist

Penulis: Ramses Manurung

Oslo, Nusantaratv.com-Sebanyak 1.264 wanita melaporkan gangguan menstruasi setelah divaksin covid-19 kepada Badan Obat Norwegia. 

Bahkan beberapa perempuan di negara itu mengaku kehilangan masa menstruasi sepenuhnya, lalu yang lain mengalami pendarahan setelah masa menopause.

Kemudian banyak perempuan lainnya merasa lebih kesakitan dan pendarahan yang lebih berat.

Menanggapi keluhan ribuan perempuan itu. Dokter Lill Trogstad dari Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia (FHI) mengatakan hubungan antara gangguan menstruasi dan vaksin tidak dapat dikesampingkan.

"Perempuan yang melaporkan ini bukanlah mereka yang mengalami pendarahan satu hari saja. Beberapa harus menerima perawatan untuk menghentikan pendarahan, dan yang lainnya mengalami pendarahan selama berminggu-minggu. Kami menanggapi laporan ini secara serius dan berusaha keras untuk mempelajari koneksi apapun," kata Trogstad, mengutip tribunnewscom, Jumat (5/11/2021).

Diketahui dalam program vaksinasi pencegahan covid-19 di negaranya, pemerintah Norwegia menggunakan tiga jenis vaksin yaitu Pfizer, Moderna dan AstraZeneca.

Namun Badan Obat Norwegia mengaku masih kesulitan untuk menyebut mana vaksin yang paling terindikasi.

"Kita tidak boleh meremehkan ini, ada penyakit yang signifikan, namun gangguan menstruasi adalah fenomena umum. Oleh karena itu, sulit untuk sampai pada kesimpulan yang pasti. Kami tidak mengesampingkan bahwa mungkin ada hubungan antara vaksin dan gangguan menstruasi," jelas Kepala Dokter Badan Obat Norwegia, Sigurd Hortemo.

Baca juga: Pfizer Klaim Pil Antivirusnya Sangat Efektif Obati Covid

Menurut Badan Obat Norwegia dan FHI ada lebih banyak perempuan yang mengalami gangguan menstruasi setelah vaksinasi namun tidak terdata.

"Kami cukup yakin, kami rasa masih banyak perempuan yang mengalami gangguan menstruasi, tanpa melaporkannya," kata Hortemo.

Badan Obat Norwegia telah menerima total 37.859 laporan efek samping setelah vaksinasi covid-19.

Dari jumlah tersebut, 17.000 laporan masih belum diproses. Itu berarti  jumlah gangguan menstruasi yang dilaporkan dapat meningkat lebih lanjut.

Sebagai upaya mengatasi masalah ini, FHI saat ini akan melakukan observasi terhadap 60.000 perempuan Norwegia berusia antara 11 hingga 80 tahun. Observasi bertujuan untuk memetakan pola perdarahan mereka dan mendapatkan jawaban yang dapat diandalkan 'apakah gangguan menstruasi terkait dengan vaksin atau tidak'.

FHI menegaskan belum memiliki bukti bahwa gangguan tersebut berbahaya atau dapat menyebabkan perubahan permanen.

Sejauh ini, belum ada perubahan rekomendasi kesehatan untuk kaum perempuan.

Otoritas kesehatan Norwegia pun menegaskan bahwa semua orang dewasa di atas usia 18 tahun harus tetap divaksinasi.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])