Perubahan Iklim Berdampak Pada Rotasi Bumi, Manusia Bakal Kehilangan Waktu 1 Detik

Nusantaratv.com - 29 Maret 2024

Ilustrasi. Perubahan iklim berdampak pada rotasi Bumi dan mengubah jam global. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi. Perubahan iklim berdampak pada rotasi Bumi dan mengubah jam global. (Foto: Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan manusia bakal kehilangan waktu satu detik karena Bumi sedang mengalami perubahan rotasi akibat faktor-faktor seperti perubahan iklim dan pergeseran geologi. 

Menurut studi yang dipublikasikan di jurnal Nature, "detik kabisat" yang akan ditambahkan ke Waktu Universal Terkoordinasi (UTC) pada 2026 mungkin akan tertunda hingga 2029, karena mencairnya es di kutub. 

Dilansir dari Anadolu Agency, Jumat (29/3/2024), studi ini memperingatkan perubahan rotasi bumi mungkin memerlukan UTC, sebuah standar yang digunakan untuk menetapkan semua zona waktu di seluruh dunia, lebih awal dari yang direncanakan.

Implikasi dari penyesuaian ini melampaui ketepatan waktu, karena dapat menimbulkan "masalah yang belum pernah terjadi sebelumnya pada pengaturan waktu jaringan komputer".

Rotasi bumi, yang biasanya berlangsung selama 24 jam, kini berfluktuasi, sehingga mendorong penyesuaian "detik kabisat" untuk menyelaraskan waktu atom dan astronomi.

Antara 1972 dan 2016, 27 detik kabisat ditambahkan untuk mengimbangi perlambatan rotasi bumi. Namun laju perlambatan tersebut semakin berkurang hingga pada titik di mana rotasi bumi justru semakin cepat.

Namun pengamatan terbaru menunjukkan jika hal tersebut diimbangi dengan cepat mencairnya es di kutub sejak 1990. Mencairnya es menggeser massa bumi dari kutub ke pusat penonjolan, sehingga memperlambat rotasi bumi.

Sebagai tanggapannya, pencatat waktu merencanakan revisi standar lompatan kedua pada 2030-an untuk meminimalkan penyesuaian yang sering dilakukan dan menjaga sinkronisasi di berbagai sistem penunjuk waktu.

Faktor geologi dan iklim termasuk pasang surut air laut dan pencairan es di kutub mempengaruhi rotasi bumi, sehingga menunda perlunya penyesuaian "detik kabisat". Percepatan pencairan es di kutub, akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, menyebabkan redistribusi massa bumi dan memperlambat rotasinya.

"Jika pencairan es di kutub tidak dipercepat, masalah ini akan terjadi 3 tahun sebelumnya," demkian studi tersebut mencatat.

Fenomena ini "sudah mempengaruhi ketepatan waktu global", yang menunjukkan dampak nyata perubahan iklim terhadap dinamika rotasi bumi. Meskipun terjadi peningkatan rotasi alami, pencairan es telah menunda kebutuhan penyesuaian "detik kabisat" dari 2026 menjadi sekitar 2029.

Keterlambatan dalam perlunya penyesuaian "detik kabisat" ini menggarisbawahi hubungan kompleks antara perubahan lingkungan dan sistem ketepatan waktu bumi.

Pencatat waktu bertujuan untuk menghapuskan penyesuaian "detik kabisat" secara bertahap pada 2035 untuk beradaptasi dengan dinamika perubahan bumi dan menjaga ketepatan ketepatan waktu di tengah perubahan yang disebabkan oleh alam dan manusia.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])