Nusantaratv.com-Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni meninjau perkembangan Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) yang berlangsung di Aceh Tengah. Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari instruksi Presiden Prabowo Subianto yang menaruh perhatian serius terhadap pelestarian Gajah Sumatra.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis, 19 Juni 2025, Raja Juli menjelaskan bahwa program ini bermula dari dialog antara Presiden Prabowo dan Raja Inggris pada Desember tahun lalu. Dalam pertemuan tersebut, dibahas kebutuhan akan sekitar 10 ribu hektare lahan di dalam konsesi PT Tusam Hutani Lestari untuk membentuk koridor bagi satwa liar, khususnya Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus), yang kini masuk dalam kategori terancam punah.
"Saat itu Presiden Prabowo menolak, beliau tidak mau jika hanya 10 ribu, beliau kemudian menambahkan hingga seluas 20 ribu hektare. Bahkan dalam perkembangannya, Pak Presiden memanggil secara khusus Dubes Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey untuk mengabarkan penambahan luas area untuk konservasi gajah hingga 80 ribu hektare apabila diperlukan," ujar Raja Juli, dilansir dari Antara.
Raja Juli mengungkapkan, PECI merupakan hasil kerja sama lintas sektor dan lintas negara. Kolaborasi ini melibatkan Pemerintah Indonesia, WWF-Indonesia, PT Tusam Hutani Lestari, serta mitra-mitra baik dari dalam negeri maupun luar negeri, termasuk Pemerintah Inggris.
Tujuan dari kemitraan ini adalah untuk menjamin keberlangsungan Gajah Sumatra dalam jangka panjang, melalui upaya pendanaan konservasi dan pengelolaan kawasan guna mencegah konflik antara manusia dan satwa.
Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni dan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey saat meninjau pelaksanaan Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) di Aceh Tengah, Aceh. (Kedubes Inggris)
Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey menyatakan bahwa negaranya merasa terhormat dapat berkontribusi dalam pelestarian Gajah Sumatra, sebagai bagian dari kemitraan strategis Inggris-Indonesia di sektor lingkungan dan keanekaragaman hayati.
"Inisiatif ini memerlukan skema pendanaan inovatif," ujar Jermey.
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan sektor swasta yang memiliki kepentingan terhadap keberlanjutan ekosistem, demi memperkuat keberhasilan program konservasi ini.
Lebih lanjut, Jermey menyampaikan bahwa Menteri Pembangunan Internasional Inggris Baroness Chapman telah menjalin komitmen bersama Menhut Raja Juli untuk memperpanjang nota kesepahaman (MoU) Inggris-Indonesia yang pertama kali ditandatangani pada 2021 terkait agenda FOLU Net Sink.
"MoU baru yang akan diperpanjang ini juga mencakup Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan kami terhadap pelestarian lingkungan dan keanekaragaman hayati," tandas Jermey.