Nusantaratv.com-Mantan pemain timnas Rochy Putiray membantah pernyataan eks asisten pelatih Timnas Indonesia, Alex Pastoor yang menilai tidak logis jika Timnas Indonesia bisa lolos ke Piala Dunia 2026, mengingat posisi Indonesia yang masih berada di peringkat 119 FIFA.
"Saya kira masalah lolos ke Piala Dunia itu bukan masalah peringkat. Tapi bagaimana kesiapan pelatih, kepengurusan dan negara. Artinya pada saat ada support dari negara dan kepengurusannya itu benar, ke pelatihan juga benar," kata Rochy Putiray saat menjadi narasumber dalam dialog bertajuk "Terganjal Piala Dunia, Ke Mana Arah Timnas?" Abraham Live with LRT Jakarta yang disiarkan Nusantara TV, Rabu (22/10/2025).
Dialog yang dipandu Pemimpin Redaksi Nusantara TV Abraham Silaban tersebut juga menghadirkan narasumber lainnya yaitu Direktur Utama LRT Jakarta, Roberto Akyuwen, mantan pemain timnas Syamsir Alam, pecinta sepak bola Effendi Gazali serta Analis sepak bola Harris Pardede.
Rochy mencontohkan negara-negara Afrika yang punya keterbatasan kehidupan yang lebih parah dibandingkan dengan Indonesia. Tapi karena mereka punya motivasi dan tujuan, mereka bisa lolos ke Piala Dunia.
"Artinya lolos Piala Dunia itu bukan berdasarkan peringkat. Tapi bagaimana kesiapan kita secara pribadi. Habis itu secara tim juga. Secara organisasi siap apa enggak?" ujarnya.
"Kita sudah siap enggak?" tanya host Abraham Silaban.
"Saya kira belum siap," jawab Rochy.
Rochy mengatakan kegagalan timnas lolos ke Piala Dunia 2026 memang karena ketidaksiapan.
Ia mengungkapkan Shin Tae-yong membutuhkan waktu kurang lebih 3-4 tahun untuk menaikkan peringkat FIFA dari peringkat bawah sampai 100. Lantas bagaimana mugkin Patrick Kluivert hanya dalam tempo 3-6 bulan bisa bikin timnas lolos ke Piala Dunia.
Berdasarkan pengalamannya sebagai pemain, Rochy mengatakan satu hal yang paling susah diatasin seorang pemain bola adalah soal adaptasi.
"Sehebat apapun pelatih walaupun dia pegang dalam kurung waktu 6 bulan sampai 1 tahun itu tidak bisa menghasilkan tim yang luar biasa. Tapi yang saya yang mau saya tanamkan di sini dengan pergantian pelatih konsekuensi itu saya pikir pengurus juga sudah tahu. Pengurus sudah lihat itu. Hasil baik buruknya mereka sudah tahu," ucapnya.
"Jadi saya pikir untuk ke depan yang kita butuhkan bukan orang pintar di sepak bola. Tapi orang jujur, orang yang punya hati. Bagaimana kita mau juara? bagaimana kita mau prestasi?" pungkasnya.