Nusantaratv.com - Ketegangan meningkat di Timur Tengah setelah Iran menyatakan akan mempertimbangkan langkah balasan terhadap Amerika Serikat (AS) yang terlibat dalam serangan terhadap fasilitas nuklirnya.
Serangan ini terjadi di tengah konflik yang terus memanas antara Iran dan Israel, yang saling melancarkan serangan udara dan rudal.
Dikutip dari Reuters, Senin (23/6/225), serangan terbaru yang dilakukan AS pada Sabtu, 21 Juni, menyasar fasilitas nuklir bawah tanah Fordow.
Citra satelit memperlihatkan kerusakan besar di lokasi tersebut, termasuk pada sentrifugal pengayaan uranium, meski para ahli menyebut belum bisa memastikan sepenuhnya dampak kerusakan di bawah tanah.
Presiden AS Donald Trump melalui media sosial Truth Social menyatakan, "Kerusakan besar telah terjadi di seluruh lokasi nuklir Iran. Tepat sasaran!".
Dia juga memperingatkan Iran untuk tidak melakukan pembalasan, dan mengatakan jika aksi selanjutnya akan "lebih hebat dan lebih mudah."
Serangan AS ini menggunakan 75 amunisi presisi, termasuk bom penghancur bunker dan puluhan rudal Tomahawk, menurut Jenderal Dan Caine dari Kepala Staf Gabungan.
Iran, yang selama ini menegaskan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai, merespons dengan meluncurkan rudal ke Israel.
Serangan itu melukai sejumlah orang dan merusak bangunan di Tel Aviv. Namun, Teheran belum melancarkan aksi besar lainnya seperti menyerang pangkalan AS atau menutup Selat Hormuz, yang menjadi jalur utama pengiriman minyak dunia.
Penutupan selat ini bisa memicu lonjakan harga minyak global dan ketegangan lebih lanjut dengan Armada Kelima AS yang bermarkas di kawasan Teluk.
Harga minyak sendiri telah melonjak tajam pada Senin, dengan Brent naik 2,44% menjadi US$78,89 per barel, sementara minyak mentah AS naik 2,53% ke US$75,71.
Parlemen Iran telah menyetujui langkah penutupan Selat Hormuz, namun masih memerlukan persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi, yang berada di bawah otoritas Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.
Militer AS telah meningkatkan perlindungan terhadap pasukannya di Timur Tengah, termasuk di Irak dan Suriah. Sementara itu, Departemen Luar Negeri AS mengeluarkan peringatan keamanan global untuk warga AS di luar negeri.
Menanggapi situasi tersebut, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio meminta China membantu menekan Iran agar tidak menutup selat. "Itu akan menjadi kesalahan besar, bahkan seperti bunuh diri ekonomi," ujarnya di Fox News.
Israel juga melaporkan telah berhasil mencegat rudal yang diluncurkan dari Iran pada Senin dini hari. Sirene serangan udara terdengar di Tel Aviv, wilayah yang menjadi target berulang dalam konflik ini karena perannya sebagai pusat bisnis dan militer Israel.
Pertahanan udara Iran juga dikabarkan aktif menanggapi serangan udara Israel yang menghantam wilayah Parchin, kompleks militer di tenggara Teheran.
Dalam pernyataan kontroversial lainnya, Trump kembali menyuarakan gagasan perubahan rezim di Iran. "Jika rezim saat ini tidak bisa membuat Iran hebat kembali, mengapa tidak ada perubahan rezim?" tulisnya.
Pernyataan ini berbanding terbalik dengan sikap resmi pemerintah AS yang menegaskan jika mereka tidak berniat menggulingkan pemerintah Iran.