Guru di AS Dituding Lepas Paksa Jilbab Siswa SD

Nusantaratv.com - 09 Oktober 2021

Ibtihaj Muhammad katakan guru tersebut melepaskan paksa jilbab di kelas. (Net)
Ibtihaj Muhammad katakan guru tersebut melepaskan paksa jilbab di kelas. (Net)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Distrik Sekolah Orange-Maplewood Selatan sedang menyelidiki klaim guru di Sekolah Dasar (SD) Seth Boyden di Maplewood, Amerika Serikat (AS), yang melepaskan jilbab siswa kelas dua.

Pernyataan itu muncul setelah unggahan Instagram dari peraih medali perunggu Olimpiade cabang Anggar pada 2016 dan atlet Olimpiade Muslim Amerika Ibtihaj Muhammad, seperti dikutip dari USA Today, Sabtu (9/10/2021).

Dalam unggahannya, Ibtihaj, yang merupakan penduduk asli Maplewood itu, mengatakan guru tersebut melepaskan paksa jilbab di kelas. "Siswa itu melawan dengan memegang jilbabnya tetapi gurunya melepaskan jilbabnya dan memperlihatkan rambutnya ke kelas," tulis Ibtihaj dalam unggahannya.

Dia menyebut insiden itu sebagai pelecehan dan mendesak masyarakat untuk menelepon distrik dan mengecam insiden tersebut. "Melindungi gadis Muslim berjilbab sama seperti melindungi hak masyarakat untuk memiliki pilihan dalam cara berpakaian," lanjutnya.

Dan, sejauh ini unggahan tersebut mendapat lebih dari 60 ribu like dan lebih dari 2.000 komentar. Dalam pernyataannya, distrik sekolah mengatakan sedang menyelidiki masalah ini setelah menerima banyak unggahan di media sosial.

"Hari ini, kami diberitahu tentang tuduhan diskriminasi dan segera memulai penyelidikan. Distrik akan menangani masalah diskriminasi dengan sangat serius," demikian distrik sekolah dalam pernyataannya.

Sementara itu, Dewan Hubungan Amerika-Islam cabang New Jersey (CAIR-NJ) menyerukan pemecatan guru itu dalam siaran pers pada Jumat (8/10/2021).

"Membuka jilbab secara paksa dari seorang gadis Muslim bukan hanya perilaku tidak sopan tetapi pengalaman yang memalukan dan traumatis," terang Direktur Eksekutif CAIR-NJ Salaedin Maksut dalam sebuah pernyataan.

Pernyataan distrik sekolah mengatakan guru yang terlibat akan diberikan proses hukum dan media sosial bukanlah forum yang dapat diandalkan untuk proses hukum.

"Kami tetap berkomitmen untuk keragaman, kesetaraan dan inklusi di seluruh sekolah kami termasuk memberikan pelatihan anti-bias dan anti-rasisme untuk semua pendidik di distrik secara teratur," jelas pernyataan itu.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])