Covid-19 Bisa Tingkatkan Risiko Sulit Tidur dan Kelelahan

Nusantaratv.com - 18 November 2021

Ilustrasi. (Istimewa)
Ilustrasi. (Istimewa)

Penulis: Adiantoro

Nusantaratv.com - Infeksi Covid-19 menyebabkan masalah tidur dan kelelahan. Hal itu berdasarkan sebuah studi terbaru yang diterbitkan Jama Network Open.

Data menunjukan, orang dewasa yang positif terkena virus enam kali lebih mungkin mengalami kelelahan parah dan memiliki risiko tiga kali lipat lebih tinggi mengalami kesulitan tidur.

"Infeksi Covid-19 jelas menyebabkan peningkatan gejala kelelahan dan masalah tidur," kata rekan penulis studi Matthias Pierce, seperti dikutip dari UPI, Kamis (18/11/2021).

"Kami juga melihat peningkatan tekanan mental di antara mereka yang dites positif Covid-19, (tetapi) ini mungkin lebih terkait dengan karakteristik mereka yang dites," lanjut Pierce, seorang peneliti di bidang psikologi dan kesehatan mental di the Universitas Manchester di Inggris.

Studi sebelumnya telah menghubungkan kelelahan yang terus-menerus dan gangguan tidur, serta kecemasan dan depresi dan bahkan penurunan kognitif seperti demensia dengan Covid-19 'panjang', atau gejala virus yang berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan setelah infeksi.

Hasil penelitian menunjukan, Covid-19 yang lama mempengaruhi hingga setengah dari mereka yang bertahan hidup pada tahap awal penyakit. Pandemi juga telah melihat peningkatan gangguan kesehatan mental secara global, dengan setidaknya beberapa dari kasus ini dikaitkan dengan Covid-19 yang lama, meskipun stres terkait pandemi juga kemungkinan menjadi faktornya.

Untuk penelitian ini, Pierce dan rekan-rekannya membandingkan tingkat kelelahan, masalah tidur, dan gangguan kesehatan mental di antara hampir 233.000 orang yang dites positif Covid-19 pada 2020 dan sekitar 11,7 juta orang yang tidak.

Mereka menggunakan data dari database Inggris tentang catatan pasien perawatan primer. Dan, data memperlihatkan, kelelahan yang terus-menerus lebih dari lima kali lebih umum di antara orang yang dites positif terkena virus dibandingkan dengan mereka yang dites negatif.

Selain itu, mereka yang dites positif, tiga kali lebih banyak mengalami kesulitan tidur, selama enam minggu setelah dinyatakan positif, dibandingkan dengan mereka yang tidak terinfeksi.

Namun, risiko gangguan kesehatan mental serupa untuk kedua kelompok, meskipun lebih tinggi daripada orang dewasa sebelum dimulainya pandemi.

"Mereka yang dites negatif untuk Covid-19 juga melihat peningkatan substansial dalam tekanan psikologis, yang menunjukkan bahwa mereka yang dites berisiko lebih tinggi, terlepas dari hasil tesnya," jelasnya.

"Mereka cenderung menjadi lebih cemas selama pandemi, atau memiliki pekerjaan yang membuat mereka terpapar virus dan juga stres terkait pandemi, seperti bekerja di sektor kesehatan," tukas Pierce.

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])