Cacar Monyet Banyak Menginfeksi Kaum Gay dan Biseksual, Komunitas LGBTQ Resah

Nusantaratv.com - 21 Mei 2022

Penderita cacar monyet/ist
Penderita cacar monyet/ist

Penulis: Andi Faisal | Editor: Ramses Manurung

Nusantaratv.com-Bukan hanya pandemi covid-19 dan wabah hepatitis 'misterius', kini dunia juga dihadapkan dengan wabah cacar monyet yang telah menyebar di Eropa, Amerika dan Australia. 

Badan kesehatan beberapa negara menyebut bahwa infeksi cacar monyet ini banyak menginfeksi kaum gay dan biseksual.

Pernyataan tersebut tak pelak menimbulkan kekhawatiran bagi komunitas LGBTQ di Montreal.

Komunitas LGBTQ khawatir lantaran dikaitkan dengan cacar monyet. Bagi Direktur eksekutif Pusat LGBTQ2+ Pulau Barat Montreal, David Hawkins, hal ini mengingatkannya pada stigma AIDS.

"Bertahun-tahun kemudian, AIDS masih dilihat sebagai penyakit gay, dan hal-hal seperti itu yang masih disebut orang sebagai alasan larangan darah bagi pria yang berhubungan seks dengan pria untuk mendonorkan darah ... Kami masih melawan itu," kata Hawkins.

"Risiko dan ketakutan bahwa ini akan digunakan untuk menstigmatisasi komunitas LGBTQ2+ lebih jauh, saya pikir ketakutan itu sangat nyata bagi banyak orang," imbuhnya.

Sejauh ini ada 2 kasus cacar monyet terkonfirmasi di Quebec. Ini merupakan kasus pertama di Kanada. Sementara 20 kasus lainnya di provinsi tersebut sedang diselidiki.

"Kami masih belum pulih dari stigma yang datang dengan HIV dan AIDS sebagai komunitas ... Risiko ini juga berpotensi ada cacar monyet jika itu terus berkembang," kata Hawkins.

Ken Monteith, direktur eksekutif jaringan organisasi AIDS Quebec (COCQ-SIDA), berbagi keprihatinan Hawkins, mengatakan virus ini terasa seperti deja vu.

"Ini adalah virus, tidak masalah siapa itu, siapa yang memilikinya. Itu tidak dihasilkan oleh identitas, itu dihasilkan oleh dirinya sendiri," kata Monteith.

Hal senada dikatakan Réjean Thomas, dokter dariClinique médicale l'Actuel, sebuah klinik di desa gay Montreal yang mengkhususkan diri dalam merawat orang dengan HIV dan penyakit menular seksual lainnya. Dia mengungkapkan melihat hingga enam pasien dengan gejala yang berhubungan dengan monkeypox. Para pasien mengalami gejala seperti lesi pada alat kelamin pasiennya, dalam dua minggu terakhir.

"Penyakit itu tidak berbahaya... setidaknya bentuk yang kita lihat di sini, tidak terlihat parah," katanya, mengutip CNNIndonesiacom.

Thomas menekankan bahwa setiap orang berisiko terkena cacar monyet, dan hanya karena itu terutama beredar di komunitas LGBTQ, itu tidak berarti itu akan tetap ada atau itu adalah "penyakit gay."

Dokter Theresa Tam, kepala petugas kesehatan masyarakat Kanada mengingatkan untuk tak mengaitkan penyakit cacar monyet dengan satu kelompok tertentu.


 

Dapatkan update berita pilihan terkini di nusantaratv.com. Download aplikasi nusantaratv.com untuk akses berita lebih mudah dan cepat melalui:



0

(['model' => $post])