Nusantaratv.com - Pengusaha dan filantropis Bill Gates menyatakan perubahan iklim tidak akan membawa akhir bagi umat manusia.
Menurutnya, tantangan tersebut masih bisa dikelola melalui kebijakan yang rasional dengan fokus pada peningkatan kesejahteraan manusia.
Dalam sebuah pernyataannya, pendiri Microsoft itu menilai banyak orang terjebak pada apa yang dia sebut sebagai "pandangan kiamat tentang perubahan iklim". Pandangan tersebut, kata Gates, keliru.
"Versi pesimistis ini menggambarkan bahwa dalam beberapa dekade, perubahan iklim yang parah akan menghancurkan peradaban manusia. Bukti katanya sudah jelas, dari gelombang panas hingga badai akibat pemanasan global. Tapi kenyataannya, pandangan ini salah," ujar Gates, seperti dilansir dari United Press International (UPI), Kamis (30/10/2025).
Dia menekankan, meskipun perubahan iklim memang menimbulkan dampak serius, terutama bagi negara-negara miskin, umat manusia masih akan mampu beradaptasi dan berkembang di sebagian besar wilayah bumi.
Gates menambahkan, proyeksi emisi global kini menunjukkan tren penurunan, berkat kemajuan inovasi dan kebijakan yang lebih baik.
Namun, dia menilai narasi kiamat justru membuat banyak pihak terlalu fokus pada target jangka pendek, sehingga mengalihkan sumber daya dari upaya yang lebih efektif untuk meningkatkan kualitas hidup di dunia yang memanas.
"Yang seharusnya mendapat perhatian utama adalah pengentasan kemiskinan dan penyakit, bukan semata-mata mengejar target emisi," ujarnya.
Gates menyerukan agar dunia mengadopsi pendekatan baru dalam menghadapi perubahan iklim, yang menurutnya dapat menjadi tema penting dalam KTT Iklim PBB (COP30) yang akan digelar di Belém, Brasil, pada 10-21 November mendatang.
Pernyataan Gates muncul sehari setelah laporan PBB menyebut negara-negara di dunia masih gagal memenuhi target pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5°C.
Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB Antonio Guterres memperingatkan kegagalan tersebut dapat memicu "dampak yang menghancurkan", termasuk risiko kerusakan permanen di Amazon, Greenland, Antartika Barat, dan terumbu karang dunia.
"Kita tidak ingin melihat Amazon sebagai sabana. Namun, itu merupakan risiko nyata jika kita tidak mengubah arah dan jika kita tidak melakukan penurunan emisi yang drastis sesegera mungkin," kata Guterres.
Sementara itu, profesor ilmu kebumian dan hubungan internasional dari Universitas Princeton, Michael Oppenheimer, mengkritik pandangan Gates.
Dia menilai pernyataan Gates serupa dengan argumen yang kerap digunakan para skeptis iklim.
"Meskipun Gates berupaya menunjukkan keseriusannya dalam menangani isu iklim, pandangannya bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang ingin melemahkan upaya global melawan perubahan iklim," tukas Oppenheimer.




Sahabat
Ntvnews
Teknospace
HealthPedia
Jurnalmu
Kamutau
Okedeh